Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengkhawatirkan, Kasus HIV/AIDS di Bali

Kompas.com - 03/08/2008, 07:48 WIB

DENPASAR, MINGGU - Pengguna jarum suntik oleh pecandu narkoba yang terinveksi virus HIV/AIDS di Bali cukup mengkhawatirkan, karena jumlahnya terus bertambah. "Selama empat tahun terakhir kasus ini meningkat lima persen dari 45 persen pada tahun 2003 menjadi 50 persen dari 2.112 kasus HIV/ADS hingga akhir Mei 2008," kata Koordinator Pokja Pencegahan, Promosi dan Humas Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Propinsi Bali Dr Mangku Karmaya di Denpasar, Minggu (3/8).

Dr Mangku Karmaya mengatakan, selain narkoba suntik, kasus penderita HIV/AIDS dari kalangan pekerja seks komersial (PSK) juga bertambah dari tiga persen  menjadi 20 persen. Penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh yang semakin mengkhawatirkan tersebut juga mengalami peningkatan pada pria pelanggan PSK dari satu persen pada tahun 2003 menjadi dua persen pada Mei 2008.

Kasus HIV/AIDS secara kumulatif di Bali hingga akhir Mei 2008 tercatat 2.112 penderita dan telah merenggut 185 korban jiwa. Dari penularan HIV/AIDS tersebut 58 persen di antaranya lewat heteroseksual atau hubungan seks lawan jenis dengan berganti-ganti pasangan, separuh lebih menimpa usia produktif umur 20-29 tahun.

Kondisi itu, kata Dr Mangku Karmaya, menunjukkan Bali menghadapi epidemi ganda HIV dan AIDS yang cukup memprihatinkan. Mangku Karmaya mengharapkan, penularan HIV/AIDS dalam kondisi mencemaskan itu diwaspadai semua pihak, dengan lebih memantapkan upaya penanggulangan penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh tersebut.

Menurut Dr Mangku Karmaya, semua pihak hendaknya dapat memahami, bahwa ancaman HIV/AIDS di Bali dapat mengurangi ketahanan dan kualitas kehidupan masyarakat mengingat beberapa tahun belakangan ini kafe dan warung remang-remang marak hingga ke pelosok pedesaan. "Kafe di tengah-tengah lingkungan masyarakat desa itu, ada yang pelayannya ditemukan telah terinveksi virus HIV/AIDS," ujar Mangku Karmaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com