Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Legendaris nan Sederhana

Kompas.com - 13/11/2008, 11:33 WIB

Siapa tak kenal gado gado? Salad ala Indonesia berupa campuran sayuran rebus berlumur saus kacang ini tentu sudah tak asing, khususnya buat warga Jakarta. Gado gado, menu makan yang entah kapan mulai ada namun sudah dianggap sebagai salah satu makanan khas Betawi, bisa ditemui di seluruh pojok Jakarta dan kota kota satelitnya, Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi.

Beberapa tempat yang sudah puluhan tahun memelihara resep ini sebagai warisan kuliner mendapat tempat khusus di hati pemburu makanan. Sebut saja Gado gado Boplo dan Gado gado Cemara yang begitu berkibar. Tapi di antara hiruk pikuk resto baru pengusung resep warisan, ada yang tetap tampil sederhana.

Misalnya, Gado gado Taman Sari atau sebut saja gado gado yang berlokasi di Tamansari, sebab tak seperti pemilik "warung" gado gado legendaris lain yang sudah disebut di atas, pemilik "warung" gado gado ini rupanya pengikut paham Juliet Capulet (Romeo and Juliet karya Shakespeare) yang tak peduli soal nama. "Dari dulu ya begini aja. Saya belum terpikir untuk tambah menu dan membuat cabang," ucap Ronald Swensen, generasi kedua pemilik gado gado di Jalan Tamansari X No 6.

Penampilan sederhana juga tergambar pada warung itu sendiri dan menu yang dijual. Sejak 1960, warung ini cuma menjual gado gado dan ayam kampung goreng dengan sambal kacang. Tempatnya pun tak sekinclong tempat lain, tapi di rumah tua yang siap roboh. Sementara warung yang lain di Jalan Tamansari nomor 65, malah terkesan tersembunyi, hanya lebih luas dan bersih.

Keduanya menyajikan menu sama persis dan sudah ada sejak tahun 1960 an. Bahkan, dua tempat ini juga "dihiasi" gerobak es cincau hijau. Lantas, mana yang layak dicoba? Dua duanya.

Seperti lazimnya gado gado, menu ini berisi antara lain jagung, daun selada, daun kangkung, labu siam, timun, taoge, dan tempe. Semua itu kemudian diguyur bumbu kacang kemudian ditutup dengan kerupuk udang dan emping dengan ukuran cukup besar. Yang sedikit membedakan, barangkali, hanya soal sambal. Jika gado gado di Tamansari X menggunakan cabai rawit segar jika pelanggan ingin pedas, maka di Tamansari 65 menggunakan cabai yang sudah digiling. Soal rasa, bisa dibilang sama nendang. Bumbu kacang yang sangat medhok ditambah wangi jeruk limau. Ayam gorengnya? Gurih dan empuk.

Hanya saja jangan terkejut jika usai melahap gado gado plus ayam kampung goreng serta menyeruput es cincau hijau Anda disodori tagihan antara Rp 28.000 Rp 30.000. Untuk sepiring gado gado lontong/nasi dibanderol Rp 15.000, sedangkan harga sepotong ayam kampung goreng antara Rp 11.000 Rp 13.000.

Rumah makan di Tamansari X No 6 buka pukul 08.00 18.00, sementara yang di Tamansari 65 buka pukul 09.00 16.00. Sekadar saran, jika Anda ingin makan siang di salah satu tempat ini, harap sabar menunggu. Mereka tak cuma melayani pembeli yang makan di tempat, tapi juga pesanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com