Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Rumah Sakit Jiwa Tewas Diinjak-Injak

Kompas.com - 25/02/2009, 09:45 WIB

SURABAYA, SELASA — Baru seminggu dititipkan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, Bambang Wahyudi (35) tewas. Diduga, ia diinjak-injak sesama pasien.

Warga Jl Kacapiring 107 Kepanjen Kidul, Blitar, ini meninggal saat dirawat di RSU Dr Soetomo, Selasa (24/2), dalam kondisi kepala dan mata memar. Kasus ini ditangani Polsek Gubeng.

Ny Karmawati (60), orangtua korban, terpukul atas kematian anak nomor duanya. ”Saat saya tinggalkan di RSJ, kondisi fisiknya sehat. Tak ada luka-luka. Tapi, beberapa jam kemudian ia koma,” ungkapnya kepada harian Surya di kamar mayat.

Bambang dirujuk ke RSJ Menur dari RSU Blitar sejak 12 Februari 2009. Saat itu, kondisi psikis korban parah. Fisiknya saja yang sehat. Selama lima hari Karmawati menemani Bambang. Selasa (17/2), Karmawati berencana pulang ke Blitar, mengingat kondisi kejiwaan anaknya sudah tenang. Sebelum pulang, ia mampir dulu di rumah saudaranya di Surabaya.

”Tapi, selang beberapa jam, saya dikabari bahwa anak saya dilarikan ke RSU Dr Soetomo. Katanya badannya panas,” kata ibu dua anak ini. Di ruang Flamboyan 14, Bambang koma dengan luka memar di bagian kepala dan sekitar mata. Luka berat membuat korban harus dibantu dengan alat pernapasan.

“Dari surat yang diberikan ke saya tertulis kalau dia habis diinjak-injak teman sesama pasien. Dia juga mengalami pendarahan di dalam tubuh,” ujar pedagang buah di Pasar Kepanjen Kidul, Blitar, ini.

Korban yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir ini mengembuskan napas terakhir, Selasa (24/2) pukul 09.00. Jenazah diotopsi RSJ. ”Saya tidak bisa terima kematian anak saya. Saya titipkan tapi kok malah begini,” sesalnya.

Ny Karmawati menduga korban dianiaya teman sekamar. Sebab, sebelum meninggalkan RSJ, ia sempat melihat pasien ini mengamuk. Tapi sayang, pasien ini dilepas oleh keluarganya. “Saat itu, saya sudah laporkan ini ke petugas, tapi tidak ditanggapi. Seharusnya pasien begitu kan tidak dibiarkan lepas,” katanya. Ia meminta polisi mengusut tuntas kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang.

Kapolsek Gubeng AKP Dwi Eko Budi mengaku sudah memeriksa tiga petugas RSJ, yakni Mulyani, Insan Kamil, dan Listuwadi. Mereka mengaku tidak mengetahui adanya penganiayaan terhadap Bambang. “Mereka hanya tahu Bambang sudah tergeletak di kamarnya. Setelah diperiksa, ternyata kondisinya cukup parah dan akhirnya dilarikan ke RSU dr Soetomo,” kata AKP Dwi Eko didampingi Kanit Reskrim Iptu Agung Widoyoko.

Untuk memastikan kondisi Bambang, polisi meminta hasil visum dari dokter. “Hasilnya belum kami terima. Kalau memang ada unsur kelalaian tentu akan kami proses lebih lanjut,” tutur Dwi Eko.

Sementara itu, Direktur RSJ Menur Dr Hendro Riyanto SpKJ MM mengakui ada satu pasien yang meninggal setelah berkelahi. “Kejadian pastinya tidak ada yang tahu, perawat baru tahu ketika masuk ke dalam ruang saat akan mengambil peralatan makan,” terang Hendro. Bambang masuk ke RSJ Menur sejak 12 Februari 2009. Karena kondisinya masih agresif , ia dirawat di ruang khusus isolasi Wijaya Kusuma.

“Setelah menjalani perawatan beberapa hari dan kondisinya stabil, ia dipindahkan ke ruang Gelatik pada 17 Februari 2009. Jadi, dia baru sehari di ruang gelatik itu,” ungkap Hendro.

Sal Gelatik ini satu kompleks dengan ruang rawat inap kelas tiga. Dalam kompleks ini terdapat empat sal, masing-masing terdiri dari beranda atau ruang tamu, ruang tengah sekaligus ruang makan, dan lima ruang tidur.
Setiap ruang tidur punya empat tempat tidur. Jadi, setiap ruang berkapasitas 15 pasien. Setiap hari, ruang ini terisi penuh 15 pasien, di mana mereka bisa berinteraksi langsung. uus/rey

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com