Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Lagi Penderita DBD di Malang Meninggal

Kompas.com - 03/03/2009, 18:07 WIB

MALANG, SELASA - Penderita demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal di Kabupaten Malang, Jawa Timur, bertambah satu orang, sehingga selama kurun waktu Januari-Februari 2009, menjadi dua orang yang terenggut nyawanya akibat DBD.
    
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Agus Wahyu Arifin, Selasa, mengakui, meninggalnya dua penderita itu akibat terlambat ditangani, karena pihak keluarga terlambat membawa ke Rumah Sakit (RS) atau Puskesmas terdekat.
    
Menurut dia, potensi masyarakat terkena serangan DBD tersebut masih terus terjadi dan diperkirakan puncak dari serangan DPD adalah bulan Maret ini, sehingga semua pihak harus ekstra waspada dan harus tetap menjaga kebersihan lingkungan.
    
Ia mengakui, jumlah penderita DBD Kabupaten Malang dari tahun ke tahun ada penurunan. Pada tahun 2007 jumlah penderita mencapai 1.030 dan 26 di antaranya meninggal, tahun 2008 penderita mencapai 312 dan 10 di antaranya meninggal, Januari-Februari 2009 penderita mencapai 122 dan dua di antaranya meninggal.
    
Hanya saja, katanya, meskipun ada penurunan jumlah penderita setiap tahunnya, daerah itu tidak mungkin bisa bebas dari bahaya serangan DBD, karena faktor alam, di antaranya medan yang sulit ditempuh, banyaknya rawa dan pesisir pantai yang menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit DBD.
    
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (BRSD) Kanjuruhan  Kepanjen itu mengakui, saat ini pihaknya juga tengah mengawasi beberapa daerah endemik DBD yakni Kecamatan Gondanglegi, Sumberpucung, Bululawang, Kalipare, Turen dan Kepanjen.
    
Khusus untuk wilayah Malang Selatan, terutama lokasi yang kekurangan air, secara kontinyu dilakukan abatesasi dan pengasapan (fogging).                
    
"Masyarakat yang membutuhkan abate bisa langsung minta ke Puskesmas terdekat, tanpa dipungut biaya. Semua potensi yang mampu meminimalisir angka penderita DBD kami maksimalkan, termasuk pemberian abate gratis pada masyarakat," katanya menegaskan.
    
Selain "fogging" dan abatesasi, katanya, pihaknya juga memaksimalkan juru pemantik nyamuk (Jumantik) yang bertugas di 2.700 lokasi pos layanan terpadu (Posyandu). Setiap Posyandu ada dua orang Jumantik yang bertugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com