Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rebound Love": Bisa Langgeng Kah?

Kompas.com - 08/05/2009, 14:30 WIB

KOMPAS.com — Masih ingatkah Anda dengan Jennifer Lopez, yang mendadak menikahi Marc Anthony beberapa bulan setelah putus dari high profile relationship-nya dengan Ben Affleck? Banyak yang menduga, Marc hanya dijadikan pelarian saja oleh Jennifer. Rebound love, begitu istilahnya. Sebab mengingat limpahan cintanya yang begitu menggebu-gebu pada Ben, mustahil Jennifer sudah betul-betul melupakan pria tersebut ketika berpindah ke pelukan Marc.

Mengakhiri suatu hubungan yang telah berlangsung lama, atau hubungan yang penuh gejolak seperti yang dialami Jennifer Lopez, dapat menimbulkan reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang. Dari yang meragukan dirinya sendiri lalu menjadi rendah diri. Beberapa orang yang lain memutuskan bahwa cara tercepat untuk meredam emosi adalah dengan masuk ke dalam hubungan yang lain. Menurut Dr Michelle R Callahan, penulis Ms. Typed: Discover Your True Dating Personality and Rewrite Your Romantic Future, kebanyakan orang cenderung mencari hubungan pelarian karena tidak sanggup hidup sendiri.

"Mereka tidak ingin menghabiskan waktu sendirian dengan berpikir apa yang salah, alih-alih, mereka mencari seseorang yang baru untuk membantu mereka melepaskan pikiran dari masa lalu, mantan mereka, dan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat pada hubungan yang lalu. Mereka mencari pengalih perhatian," ujar psikolog yang kerap menjadi narasumber Oprah Winfrey Show ini.

Rebound relationship bukannya tak boleh dilakukan, sepanjang Anda mengetahui aturan mainnya:

Memahami tujuannya. Hal terpenting yang perlu diketahui adalah bahwa Anda menyadari bahwa hubungan ini tidak didasarkan atas cinta, tetapi pelarian. Setidaknya, pastikan Anda mengenali perasaan Anda sendiri. Anda perlu memahami bahwa ini reaksi normal saat Anda patah hati, karena itu jangan merasa bersalah karenanya. Meskipun begitu, coba untuk tidak terlibat terlalu dalam dengan pria yang Anda jadikan pelarian.

Ketahui batas-batasnya. Hal terburuk dalam hubungan semacam ini adalah bahwa Anda mendapati diri Anda butuh diperhatikan, butuh disanjung-sanjung. Jangan terlalu berlebihan dalam menuntut perhatian dari kekasih baru Anda, secara emosional maupun fisik. Anda tidak ingin menyesalinya belakangan, bukan?

Jangan lakukan dengan sahabat Anda. Memang, tak ada orang lain yang lebih peduli pada Anda, daripada sahabat Anda sendiri. Namun, Anda tentu tidak ingin mengambil risiko hubungan ini akan merusak persahabatan yang sudah terjalin. Tidak saja sahabat Anda akan merasa dimanfaatkan, Anda pun akan merasa bersalah. Teman yang sejati akan memperhatikan Anda meskipun Anda berdua tidak berada dalam hubungan cinta.

Menjalani hubungan pelarian, sebenarnya juga memberikan banyak keuntungan. Paling tidak, seperti telah disebut tadi, Anda akan lebih mudah melupakan mantan. Anda menemui seorang pria baru yang mungkin akan memberikan pengalaman berbeda dalam hubungan. Anda tak lagi kesepian dan bosan, atau hanya duduk di rumah sambil ngarep sang mantan akan meminta maaf dan mengajak baikan. Sebaliknya, Anda merasa diinginkan lagi, dan merasa percaya diri lagi.

Hal yang kurang menguntungkan, karena hubungan ini diputuskan secara terburu-buru, kemungkinan Anda juga belum mengenalnya dengan baik. Pada awalnya, karena terbawa situasi emosional, Anda merasa kekasih baru inilah yang dapat memenuhi kebutuhan Anda. Namun, belakangan Anda mungkin akan menyadari bahwa Anda tidak sejalan dengannya.

Jebakan terbesar dalam rebound relationship adalah Anda tidak menyisihkan cukup waktu untuk mengevaluasi apa yang salah dengan hubungan sebelumnya. Lebih jauh, Anda juga tidak menyadari bahwa mungkin Anda memberi kontribusi dalam kegagalan hubungan tersebut. Karena Anda sudah berada dalam hubungan yang baru, Anda tidak akan melakukan proses evaluasi tersebut. Akibatnya, Anda mungkin akan melakukan kesalahan yang sama.

Akan berlangsung lama kah, hubungan ini?
Jawabannya mungkin saja mengejutkan, namun hubungan pelarian pun bisa saja awet. Setidaknya, Jennifer Lopez sudah 5 tahun menikah dengan Marc Anthony (ini hubungan terlama yang pernah dijalaninya, lho!). Kuncinya terletak pada apakah Anda berdua memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang sama akan hubungan yang dijalankan. Sebagai contoh, jika kedua belah pihak menghargai nilai-nilai kejujuran, kerja keras, serta minat yang yang sama, bisa jadi Anda sebenarnya punya kesempatan untuk terus bersama. Hal ini bisa dilihat dari kesediaan untuk berkomunikasi, bekerja keras untuk mencapai tujuan bersama, dan keinginan untuk mengenal pasangan lebih jauh.

Namun, Anda pun tak perlu cemas bila merasa tak memiliki kesamaan minat dengan pasangan. Kenali dirinya lebih jauh, karena kesamaan pandangan hidup atau sifat-sifat yang baik yang sejati seringkali tak terlihat di permukaan.

Dalam kenyataannya, setiap hubungan, baik yang direncanakan maupun yang hanya merupakan pelarian, memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi partnership yang saling memuaskan. Jika saat ini Anda tengah menjalani rebound relationship, kenali bagaimana perasaan Anda dan Si Dia. Dari sana Anda bisa memutuskan apakah hubungan Anda berkembang sesuai yang Anda berdua inginkan. Sejalan dengan itu, nikmati saja hubungan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com