Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Rokok Murah, Kesehatan Makin Terancam

Kompas.com - 28/08/2009, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rendahnya cukai rokok dinilai memberi dampak yang besar bagi kesehatan masyakarat.  Cukai yang rendah membuat harga rokok menjadi murah sehingga hal itu semakin mengancam kesehatan masyarakat.

"Cukai rokok yang rendah, membuat harga rokok murah," kata Dr Sonny Harry B. Harmadi, Kepala Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Jakarta, Jumat (28/8).

Menurut Sonny, dibandingkan negara-negara tetangga, harga rokok di Indonesia paling murah. Rokok merek lokal termurah di Singapura Rp. 66.600, di Malaysia Rp. 13.800, di Thailand Rp. 7.900, sedangkan di Indonesia cuma Rp. 5.000 saja.

Lebih lanjut ia menuturkan, berdasarkan laporan montoring harga jual eceran (HJE) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, terlihat bahwa HTP (Harga Transaksi Pasar) untuk setiap jenis rokok dan golongan produksinya lebih rendah dari HJE yang diterapkan pemerintah.

"Secara rata-rata HTP hanyalah 69 persen dari HJE," ucap Sonny.

Fakta ini menurutnya menunjukkan bahwa produsen rokok menanggung sebagian dari beban cukai rokok yang seharusnya ditanggung oleh perokok.

"Sehingga, implikasi penurunan konsumsi rokok akibat peningkatan cukai rokok menjadi lemah akibat perilaku produsen rokok seperti ini," tutur Sonny.

Ia menyimpulkan, rokok yang dijual murah dan bahkan dapat dibeli secara eceran itu mempunyai dampak buruk bagi kesehatan. "Sudah ada lebih dari 70.000 artikel ilmiah bahwa konsumsi rokok akan meningkatkan resiko penyakit berbahaya seperti kanker dan jantung," demikian Sonny Harry B. Harmadi.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com