Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nisa's Quilt, Membayar Keahlian Pembuatnya

Kompas.com - 28/11/2009, 12:13 WIB

KOMPAS.com - Ketika suami dipindahtugaskan ke kota atau negara lain, perempuan seringkali harus mengalah dan meninggalkan pekerjaannya sendiri demi mengikuti sang suami. Banyak perempuan yang lantas memilih menjadi ibu rumah tangga, namun tak sedikit pula yang mencoba membangun karir baru.

Menekuni hobi baru adalah pilihan Nisa Hariadi. Ketika mendampingi sang suami yang bertugas di Dallas, Texas, AS, pada tahun 1994, lulusan Politeknik ITB ini berkenalan dengan quilt.

Quilting adalah seni menggabung-gabungkan kain dengan ukuran dan potongan tertentu untuk membentuk motif-motif yang unik. Potongan-potongan kain tersebut lalu ditindas dengan jahitan model jelujur yang ukurannya harus sama jika dilihat dari sisi manapun. Karena prinsip mengerjakannya dengan tangan, boleh dibilang  karya yang satu tidak akan sama persis dengan karya yang lain.

Nisa pun mempelajari teknik pengerjaan quilt. Dari teknik patchwork, dimana kain dipotong-potong dengan bentuk geometri, misalnya segiempat atau segitiga, dengan ukuran yang sama. Potongan-potongan berbentuk geometri ini lalu dijahit satu sama lain hingga menghasilkan suatu pola.

Teknik selanjutnya adalah appliqué. Pada teknik ini potongan-potongan kain dapat dibentuk menjadi gambar seperti binatang, bunga-bungaan, rumah, anak Jepang, dan lain sebagainya. Teknik terakhir adalah paper piecing, dimana kain perca yang sudah dialasi kertas di belakangnya, dilapis lagi dengan kain, lalu kain tersebut dijahit dengan lapisan teratas. Kertas itu lalu dibuang sedikit-sedikit ketika semua bagian sudah disatukan.

Merasa tertarik dengan seni yang berasal dari kebudayaan bangsa Amish ini, Nisa berusaha mencari tahu bagaimana cara membuatnya. Bersama beberapa rekannya di sana, ia mulai mengumpulkan perlengkapan membuat quilt, termasuk buku-buku teknik membuat quilt.

Dari Texas, sang suami dipindahkan ke Rumbai, Pekanbaru. Ternyata, salah satu kegiatan yang diadakan kalangan ekspatriat di perusahaan sang suami adalah kursus quilting. Tanpa pikir panjang, Nisa pun mengikuti kursus tersebut. Ditugaskannya kembali sang suami ke Amerika pada tahun 1999-2002 memberi kesempatan pada Nisa untuk terus meningkatkan keahliannya. Minatnya tak pernah surut, sehingga wanita yang kini berusia 40 tahun ini bertekad untuk lebih serius menekuni kerajinan ini. Berbagai buku dan peralatan khusus untuk quilt diburunya.

Kembali ke Pekanbaru, Nisa sudah berani mengajarkan quilt dalam acara kumpul ibu-ibu.

Mulai berbisnis
Tahun 2004, dari Pekanbaru wanita asal Bandung ini pindah ke Jakarta. Namun meskipun sudah menguasai seni quilting, dan sudah menjadi pengajar untuk kalangan dekatnya, Nisa tidak langsung terpikir untuk berbisnis. Hasil karyanya hanya dipajang saja di rumahnya. Padahal quilt dalam bentuk wall hanging saja sudah mencapai 50 pattern.

Peluang berbisnis datang tanpa disengaja. Saat itu Nisa sedang bertandang ke rumah sahabatnya, yang juga telah memiliki wall hanging karyanya. Lalu datang seorang tamu ke rumah sahabat Nisa, dan tercengang melihat hiasan dinding yang indah tersebut. Tamu yang ternyata staf sebuah kedutaan asing tersebut lalu menawarkan Nisa untuk mengikuti pameran Women International Club.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com