Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaun Pengantin dengan Tradisi Khas Bengkulu

Kompas.com - 02/02/2010, 13:23 WIB

KOMPAS.com - Pernikahan menjadi momen bermakna seumur hidup, karenanya persiapan dari A to Z kebutuhan pernikahan pun menjadi agenda penting. Gaun pengantin pun sebaiknya dipesan 9 - 10 bulan sebelum hari H.

Saat memilih pakaian pengantin, selain mengacu pada konsep pernikahan, sebaiknya juga membuat Anda nyaman dan merasa istimewa saat mengenakannya. Tak terkecuali untuk pakaian pengantin tradisional, seperti dari daerah Sumatera, yang dikenal ribet. Namun Anda tak perlu khawatir, karena perancang busana yang mengkhususkan diri pada pakaian pengantin tradisional sudah semakin banyak.

Ba'es, bahasa Bengkulu yang artinya elok, adalah brand yang dibawa perancang pendatang baru Mulyadi. Ba'es by Mulyadi memberikan penawaranan segar dengan gaun pengantin yang kental tradisi khas Bengkulu dengan aplikasi kebaya modern. Dan ini menjadi ciri khas pria yang mengaku belajar otodidak dengan kegemarannya di dunia fashion, khususnya gaun pengantin.

Dalam fashion show perdananya di Grand Wedding Expo 2010 di Jakarta Convention Center, akhir pekan lalu, Ba'es by Mulyadi menampilkan ragam pilihan busana pengantin pria dan wanita yang terangkum dalam tema "Touch of Bengkulu".

Gaun pengantin menjadi pemandangan yang menarik perhatian Kompas Female pada Sabtu sore (30/1/2010) itu. Menurut pengakuan Mulyadi kepada Kompas Female usai pagelaran busana, ia mempadupadankan gaya Victorian khas Eropa dengan kain tradisi khas suku Rejang Lebong, daerah asal pria yang memulai karier di industri fashion sejak 2006 ini.

Kain suku Rejang Lebong ini bernama kain Besurek atau dalam bahasa Indonesia kain bertulisan. Desain motif kain ini adalah coretan menyerupai kaligrafi Arab dan gambar bunga raflesia. Dalam tradisi kuno suku Rejang Lebong, kain ini digunakan untuk pakaian adat, tutup kepala, dan kain penutup keranda jenazah.

Keprihatinan Mulyadi akan minimnya kecintaan nilai tradisi, terutama kain khas Bengkulu, menciptakan peluang segar bagi dirinya untuk mempopulerkan kain Besurek melalui gaun pengantin.

"Kain khas Bengkulu diaplikasikan dengan kebaya modern menjadikan gaun pengantin tetap memiliki nilai tradisi tanpa melupakan tren terkini," tandas Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com