Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunikasi Efektif Mutlak untuk Hubungan Harmonis

Kompas.com - 09/02/2010, 16:24 WIB

KOMPAS.com - Komunikasi di antara pasangan itu mutlak penting. Namun sayangnya hal itu tida dimiliki semua pasangan. Ada hambatan tertentu dalam pasangan yang bisa menghambat terjalinnya komunikasi yang intim. "Salah satu hambatan komunikasi yang paling saya temui dalam pasangan adalah karena perbedaan latar belakang budaya. Misal, yang satu ceplas-ceplos, yang lainnya senang berputar. Cara lain untuk menjembataninya adalah dengan mempersingkat komunikasi, dengan menemukan inti yang ingin dibicarakan," terang Adriana Ginanjar, Koordinator Klinik Terpadu, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dalam acara peluncuran kampanye SariWangi Mari Bicara, beberapa waktu lalu.

Pernahkah Anda mendapati kekasih yang sudah sekian lama bersama Anda, bisa berlaku seperti tak peduli dengan isi omongan Anda? Mengapa rasanya sulit sekali untuk bisa berbicara dengan pria? Memang akan sulit untuk memaksa diri sepikir dengan pria. Adriana menjelaskan, karena memang pada dasarnya, pola pikir pria dan wanita berbeda. Pria lebih cenderung mencari fakta dan tak banyak mengeluarkan emosi. Sementara wanita, lebih bersifat detail, kronologis, dan berorientasi pada emosi. Tak heran jika kadang akan terasa sulit untuk bisa menjalin komunikasi antara pria dan wanita.

"Jika ingin hubungan berhasil, harus ada komunikasi yang intim dan efektif. Harus ada satu pihak yang berinisiatif memulai. Wanita diajak untuk mau memulainya. Mengapa wanita? Karena saat ini, wanita sudah lebih maju. Wanita sudah lebih terdidik, dan ingin diikutsertakan dalam komunikasi dan pengambilan keputusan," terang Deputi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Dra. Setiawati MSc.

Dalam kampanye tersebut, SariWangi melanjutkan kampanye Mari Bicaranya yang sudah berjalan sejak tahun 2008 lalu. Kali ini SariWangi ingin mengajak para wanita agar bisa membangun komunikasi yang efektif. Sebenarnya, seperti apakah komunikasi yang efektif itu? "Komunikasi tak berarti hanya sebatas penyampaian pesan saja, tapi juga termasuk bahasa tubuh (kontak mata), isi pesan, juga intonasi tanggapan. Isi pesan komunikasi harus juga dibarengi dengan bahasa non-verbal yang nyaman agar pesan tersampaikan dengan efektif," terang Adriana. Ditambah lagi, komunikasi efektif memerlukan latihan. Semakin sering dilatih, semakin baik. Yang dimaksud dengan bahasa non-verbal bukan hanya balasan anggukan kepala tanda paham, tapi juga kepada sentuhan arti dukungan, atau menyempatkan membuat teh untuk menemani waktu bicara agar lebih tenang, atau senyuman tanda pengertian.

"Setiap pasangan memiliki ciri berkomunikasinya sendiri. Ada yang menggebu-gebu, ada yang lambat. Selama masih efektif dan bisa dijadikan cara berkomunikasi yang sesuai, masih bisa dilanjutkan. Kalau masalah atau emosi sudah semakin tinggi, coba di-pending, cari bahasan yang lebih ringan, kalau suasana sudah agak tenang, kembali ke topik yang tadi," terang Adriana. Yang tak kalah penting adalah keinginan keduanya untuk memiliki saling. Saling ingin mengemukakan isi hati, saling ingin menemukan jalan untuk mendapatkan kesepahaman, juga sama-sama saling ingin menjaga kenyamanan perasaan satu sama lain.

Untuk membantu hal keluarga dan pasangan suami istri membangun komunikasi yang lebih efektif, SariWangi meluncurkan situs www.mari-bicara.com. Situs ini menyediakan layanan konsultasi komunikasi dengan pakar, kompilasi cerita nyata tentang komunikasi, talkshow di radio, serta kisah nyata figur publik dan pasangan selebiriti.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com