Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningitis Ancaman Fatal bagi Bayi

Kompas.com - 23/04/2010, 04:59 WIB

Jakarta, kompas - Meningitis merupakan ancaman fatal bagi bayi karena angka kematian tinggi dan dapat menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan, tuli, kurang kemampuan belajar, keterbelakangan mental, dan epilepsi. Pencegahan terhadap meningitis dapat menurunkan angka kematian pada bayi dengan signifikan.

Demikian terungkap dalam jumpa pers terkait peringatan Hari Meningitis Sedunia, Kamis (22/4). Hari Meningitis Sedunia diperingati setiap 22 April. Meningitis ialah penyakit yang menyerang selaput otak. Meningitis dapat disebabkan berbagai macam virus dan bakteri.

Meningitis yang disebabkan virus umumnya tidak berbahaya dan dapat pulih. Namun, meningitis yang disebabkan bakteri dapat mengakibatkan kematian hingga 50 persen pada anak yang terkena. Bakteri yang dapat menyebabkan meningitis, antara lain penumococcus, meningococcus, haemphilus, dan listeria.

Fatal

Staf Divisi Saraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus pendiri Klinik Anakku, Hardiono Pusponegoro, mengatakan, bakteri S Pneumoniae (pneumococcus) merupakan bakteri yang sering ditemukan sebagai penyebabkan meningitis pada bayi dan anak.

Bayi mudah terpapar bakteri tersebut lantaran anak balita dan orang dewasa merupakan pembawa bakteri pneumococcus dalam saluran pernapasan mereka. ”Jika bakteri mengganas dalam beberapa hari, anak dapat menderita meningitis. Di selaput otak dapat terjadi perdarahan-perdarahan dan radang. Kalau sudah terkena, sangat fatal sehingga lebih baik mencegah,” ujarnya.

Dokter spesialis anak sekaligus Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko mengatakan, anak berisiko tinggi terkena penyakit akibat pneumococcus, terutama yang berumur di bawah dua tahun, lahir kurang bulan, air susu ibu (ASI) sebentar, sering terpapar asap rokok, banyak kontak dengan orang lain, sering infeksi saluran napas, sistem kekebalan tubuh rendah, dan sering mendapatkan antibiotik.

Secara umum, upaya pencegahan, antara lain, dengan nutrisi (ASI), perilaku hidup sehat, dan imunisasi. Namun, lanjut Soedjatmiko, upaya preventif terbaik ialah dengan imunisasi karena perlindungan yang diberikan spesifik terhadap bakteri tertentu.

Pencegahan juga sangat penting mengingat Pneumococcus telah resisten terhadap banyak jenis antibiotika. Namun, sebagian kecil yang sudah mendapatkan imunisasi, khususnya vaksin Invasive Pneumococcal Disease (IPD). Angka vaksin IPD di Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,6 persen dari 4,6 juta bayi yang lahir mendapatkan perlindungan terhadap bakteri pneumococcus. (INE)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com