Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Prematur Lebih Peka Rasa Sakit

Kompas.com - 15/05/2010, 08:32 WIB

KOMPAS.com — Bayi prematur lebih sensitif pada rasa sakit sehingga mereka merasa sakit lebih akut dibanding pada bayi yang lahir normal. Para ahli menduga hal ini disebabkan perawatan intensif yang mereka terima di rumah sakit.

Pemberian makanan lewat selang, suntikan, dan tes darah yang harus dijalani bayi prematur membuat mereka lebih sensitif pada rasa sakit. Untuk itu, para ahli menyarankan bayi-bayi yang berada di ruang perawatan intensif mendapatkan obat pereda nyeri yang lebih baik.

Sejumlah peneliti dari University College London membuat riset untuk memonitor aktivitas otak bayi-bayi prematur yang sudah dirawat selama 40 hari ketika mereka menjalani tes darah rutin.

Pengukuran aktivitas otak menggunakan electroencephalogram (EEG) menunjukkan bayi prematur memiliki aktivitas otak lebih kuat dibanding bayi yang sehat pada usia yang sama ketika mereka harus disuntik dan diambil darah. Dengan kata lain, bayi yang lahir prematur lebih sensitif pada rasa sakit.

Ketika kedua kelompok bayi mendapat sentuhan lembut di bagian kaki, keduanya menunjukkan aktivitas otak yang sama. Hal itu menunjukkan sensitivitas bayi prematur lebih pada rasa sakit dibanding pada sentuhan biasa.

"Hasil studi kami menunjukkan kelahiran prematur dan perawatan intensif di rumah sakit berpengaruh pada proses otak dalam merasakan sakit atau nyeri," kata Dr Rebeccah Slater, ketua peneliti.

Bayi prematur pada umumnya harus mendapat perawatan intensif dalam waktu lama. Karena itu, para peneliti menyarankan petugas kesehatan dan dokter memerhatikan kualitas manajemen rasa sakit. "Dokter dan perawat harus memastikan agar rasa sakit yang dialami bayi tetap minimum," kata Slater.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com