Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Lasak, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 10/06/2010, 07:25 WIB

KOMPAS.com - "Anak kedua saya sudah berumur tujuh tahun. Kenapa dia masih lasak saat tidur? Apa yang perlu kami lakukan supaya dia bisa tidur tenang? Apakah itu artinya dia tidak tidur dengan nyenyak?" (Surat dari Intan, Bintaro)

Tidur merupakan suatu kebutuhan yang amat vital bagi tumbuh kembang anak. Menurut dr Fransisca Handy, SpA, dokter anak dan konsultan laktasi, meskipun merupakan kesempatan tubuh beristirahat, beberapa organ penting seperti otak justru mengalami peningkatan aktivitas. Beberapa hormon penting juga dihasilkan di momen itu.

Karena anak masih mengalami proses tumbuh kembang, jumlah jam tidur pada anak pun lebih banyak daripada orang dewasa. Secara umum, ada dua fase tidur: REM (rapid eye movement) dan non-REM. Fase REM ditandai gerakan bola mata yang cepat, ketidakteraturan nafas dan denyut jantung, masih adanya gerakan otot, serta adanya mimpi. Sementara fase non-REM ditandai kondisi tubuh yang lebih tenang dan biasanya tidak ada mimpi, atau disebut juga sebagai fase tidur dalam.

Fase REM pada bayi mencapai hampir 80 persen dari seluruh jam tidurnya. Seiring usia, persentase fase REM akan semakin berkurang dan fase non-REM semakin meningkat. Tidur lasak seperti yang Anda maksud umumnya terjadi pada usia 6 bulan hingga 2 tahun, yang akan menghilang seiring bertambahnya umur dan biasanya memang tidak lagi dijumpai pada usia sekolah. Namun sebelum menentukan apakah tidur si kecil masuk dalam kategori gangguan tidur atau tidak, kita harus menilai bagaimana kualitas tidurnya secara umum.

Penilaian ini dapat dilihat dari 1) Apakah ada kesulitan memulai tidur? 2) Adakah kantuk berlebih di siang hari? 3) Apakah si kecil terbangun di tengah tidur malam? 4) Bagaimana keteraturan dan lamanya tidur? 5) Apakah sering terdengar mendengkur?

Jangan lupa, kualitas tidur juga tergantung kualitas hidup, termasuk adanya berbagai stres, fisik maupun psikis. Anda dapat melihat http://sleepclinic.wordpress.com, atau www.sleepdisordersguide.com untuk mencari informasi lain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com