Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Perlu Program Bayi Tabung?

Kompas.com - 16/06/2010, 16:15 WIB

Kompas.com - Program bayi tabung ibarat jurus terakhir untuk bisa mendapatkan keturunan setelah mencoba berbagai usaha. Pada awalnya, teknik fertilisasi in vitro atau bayi tabung hanya ditujukan untuk para istri yang saluran telurnya mengalami kerusakan.

Saat ini indikasi bayi tabung telah diperluas. Menurut paparan Prof.dr.Soegiharto Soebijanto, pakar kebidanan dan kandungan dari RSCM Jakarta, ada beberapa indikasi dilakukannya teknik bayi tabung, yaitu:

1. Tidak subur karena faktor saluran telur Salah satu penyebab infertilitas adalah faktor saluran telur yang buntu atau cidera akibat jaringan parut karena endometriosis, infeksi atau karena pembedahan.

2. Infertilitas tidak terjelaskan Kurang lebih 15 persen kasus infertil adalah unexplained (tak terjelaskan). Diagnosis dilakukan dengan cara memeriksa faktor infertilitas sampai laparoskopi tidak ditemukan adanya kelainan.

3. Produksi spermatozoa yang rendah Infertilitas pada pria dapat terjadi bila spermatozoa sangat rendah atau bentuk yang abnormal atau motilitas (pergerakan) yang rendah. Bentuk yang abnormal menyebabkan tidak mampu melakukan penetrasi ke dalam sel telur.

4. Kelainan anatomi Apa pun yang menghalangi pengeluaran spermatozoa menyebabkan infertilitas. Kelainan anatomi pada testis bisa disebabkan karena jaringan parut bekas operasi atau infeksi.

5. Antibodi pada sel sperma Pada beberapa pria ada yang memproduksi antibodi terhadap spermanya sendiri. Antibodi yang menempel pada sperma yang melemahkan pergerakan sehingga sperma tidak mampu melakukan penetrasi pada sel telur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com