Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etiket Memberikan Nasihat

Kompas.com - 06/07/2010, 07:06 WIB

KOMPAS.com - Pernah memiliki pengalaman diminta menjadi telinga bagi teman yang butuh tempat berkeluh-kesah? Anda cukup terpercaya sebagai orang yang dituju untuk saran dan nasihat?

Ternyata, memberikan nasihat pun ada etiketnya, agar saran yang baik tersampaikan dengan tepat. Seringkali saran yang positif menjadi tak bermakna karena komunikasi yang keliru. Namun hal ini bisa dipelajari. Metode yang digunakan akan membuat pembicaraan lebih berkelas dan cerdas, membuat lawan bicara lebih percaya diri dan membuatnya bisa lebih mengontrol keadaan.

Kuncinya, kenali bagaimana cara membuka diri tanpa diminta, dan secara lugas memberikan nasihat. Jika Anda dimintakan nasihat, gunakan pendekatan coaching, yakni tidak memberikan jawaban langsung yang panjang lebar, namun menggali masalah dengan memberikan pertanyaan. Simak caranya:

Membuka diri dan dengarkan
Membuka diri memberikan pengalaman yang melegakan. Coba saja, apa yang ingin Anda lakukan jika sudah menyimpan banyak hal di kepala Anda? Begitu bertemu sahabat, rasanya Anda ingin menumpahkan semua persoalan, dan Anda menjadi katarsis. Lalu teman Anda akan menunjukkan dimana letak kesalahan, apa yang seharusnya Anda lakukan, dan apa yang akan dia lakukan jika berada di posisi Anda.

Jadi, sebaiknya, bicaralah untuk memberikan pendapat mengenai masalah teman Anda, hanya jika diminta. Biarkan lawan bicara Anda membuka dirinya, dan berilah waktu lebih banyak kepadanya mengungkapkan semua persoalannya. Namun berikan juga respons sesekali sambil mendengarkan. Mulailah berpendapat hanya jika teman Anda memintanya. Tunggu waktunya bicara saat diminta, jika tak datang juga waktunya bolehlah bertanya lebih dahulu, apakah teman Anda membutuhkan pendapat dari Anda, dan tunggu persetujuan darinya sebelum bicara.

Mengajukan pertanyaan
Jika Anda jelas-jelas dimintai pendapat tentang masalah yang sedang dialami teman Anda, lebih baik ajukan pertanyaan daripada memberikan respons standar yang klise.

Dengan bertanya Anda bisa membantunya untuk mengeksplorasi dilema yang dialaminya dan belum secara penuh disadari. Pertanyaan dari Anda juga menggiringnya untuk mencari solusi bagi masalahnya, karena bagaimanapun keputusan harus di tangan si empunya masalah. Teman Anda yang meminta saran perlu mengontrol dirinya, termasuk dalam memilih solusi. Dengan memberikan pertanyaan pancingan, Anda terhindar dari memberikan pernyataan yang keliru, karena Anda hanya akan memberikan respons dengan histori masalah yang Anda tanyakan lebih detail. Dengan begitu, Anda juga tidak akan menganggap enteng masalah dengan berkomentar hanya berdasarkan asumsi, bukan fakta dari teman Anda.

Berlagak menjadi wartawan
Konsep 5W-1H tak hanya ada dalam prinsip kerja jurnalistik. Sebagai teman yang dimintakan pendapat, Anda bisa mencontek kerja wartawan, dengan mengajukan pertanyaan what, where, when, why, who, dan how (5W-1H). Dengan memberikan pertanyaan ini pembicaraan akan lebih efektif. Anda juga bisa memberikan respons spesifik, begitupun dengan teman Anda, yang mengharapkan jawaban spesifik untuk masalahnya. Mengajukan pertanyaan 5W-1H ini perlu detail, karena hasil akhirnya adalah teman Anda akan mendapatkan resolusi dari pertanyaan Anda. Artinya dia bisa membuat rencana dari pertanyaan tersebut untuk menyelesaikan masalahnya.

Prinsipnya adalah keterbukaan, dengan lebih memberikan waktu kepada teman yang membutuhkan Anda sebagai pendengar setia. Memberikan nasihat perlu dialog dua arah, dengan lebih berpihak kepada orang yang bermasalah, bukan kepada Anda. Jadi, pastikan respons yang Anda berikan membangun semangat positif bagi teman, bukan justru menjadikan Anda guru yang hanya menggurui, tanpa berempati pada kebutuhan teman yang sedang dirundung dilema.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com