Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Sehat, Anak Lebih Semangat

Kompas.com - 10/08/2010, 16:31 WIB

Tak sampai 15 menit, Namira Adjani Ramadina (11) menghabiskan sarapannya yang terdiri dari semangkuk sereal gandum utuh ditambah susu. Menurut sang ibu, Alya Rohali (34), meski waktu persiapan untuk sekolah di pagi hari cukup singkat, namun ia tak kesulitan menyiapkan sarapan praktis namun sehat untuk buah hatinya itu.

"Adjani sudah mulai banyak kegiatan di sekolah, karena itu saya selalu mengharuskan ia sarapan yang bergizi," katanya dalam acara jumpa pers Sarapan Sereal Ibu dan Anak Terbanyak akhir Juli lalu di Jakarta.

Alya Rohali termasuk dalam ibu yang menyadari pentingnya sarapan untuk memenuhi kebutuhan energi anak. Idealnya, menu sarapan mampu memenuhi 30 persen dari total kebutuhan energi dan gizi anak usia sekolah.

"Setelah 8-10 jam tanpa asupan makanan saat tidur, anak harus diberi energi. Sarapan yang baik akan mengisi kembali gula darah yang hilang sehingga anak lebih nyaman menjalani kegiatan belajar dan bermain," kata dr. Arman Pulungan, Sp.A (K). Bila anak tidak sarapan pagi, daya konsentrasi anak juga akan menurun karena gula darahnya turun.

Berbagai penelitian menunjukkan, sarapan yang baik dapat mengisi kembali gula darah yang hilang yang diperlukan untuk memberi energi untuk otak sehingga membantu anak lebih berprestasi di sekolah.

Sayangnya, banyak anak, khususnya di Jakarta dan sekitarnya yang jam masuk sekolahnya lebih pagi, sering tidak sempat untuk sarapan, atau hanya mengganjal perut seadanya. "Jangankan untuk sarapan, membangunkan anak di pagi hari saja sulit karena anak sudah harus berangkat pukul 5.30 dari rumah supaya tepat sampai di sekolah jam 6.30," kata Yulia, salah seorang peserta Sarapan Sereal Ibu dan Anak Terbanyak yang diadakan oleh Nestle Koko Krunch.

Alih-alih membuatkan sarapan sehat, tak sedikit orangtua yang membekali anaknya dengan uang jajan meski sudah tahu kebersihan dan asupan gizi makanan yang dijual di sekolah sering diragukan kualitasnya.

Menurut Nifta Novikasari, praktisi gizi dari PT.Nestle Indonesia, kebutuhan kalori anak untuk beraktivitas dan belajar bisa dipenuhi dari sumber makanan yang mengandung karbohidrat kompleks. "Karbohidrat kompleks akan melepaskan energi secara bertahap sehingga anak lebih lama kenyang," urainya. Selain membuat anak lebih berkonsentrasi, hal ini juga membuat anak tidak suka jajan karena perutnya kenyang.

Selain dari padi-padian, sarapan sehat menurut Nifta juga seharusnya terdiri dari susu dan produk olahannya, serta buah dan sayuran.  Ia menyarankan, jika ibu ingin menghidangkan nasi goreng atau nasi uduk, sebaiknya dihidangkan bersama daging, tahu atau tempe. "Santan pada nasi uduk boleh diganti dengan susu rendah lemak," katanya.

Sementara itu untuk yang suka menyajikan roti sebagai sarapan, disarankan untuk menyajikannya dengan daging, ayam, keju, telur, serta sayuran hijau sehingga roti bisa menjadi alternatif sarapan sehat. "Agar lebih sehat, kurangi lemak, gula dan garam. Serta tambahkan serat dan protein," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com