Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Cantik Ternyata Enggak Gampang

Kompas.com - 26/08/2010, 18:39 WIB

KOMPAS.com — Belakangan ini sering terdengar pemberitaan mengenai Puteri Indonesia Qory Sandioriva terkait keikutsertaannya dalam Miss Universe 2010. Perempuan berusia 19 tahun ini mendapat cacian karena ketidakmampuannya dalam berbahasa Inggris setelah mendengar jawabannya dalam pre-pageant interview yang diunggah ke YouTube.

Qory diprotes karena seharusnya mempersiapkan diri lebih baik sebelum berangkat ke Las Vegas. Bila memang tidak mampu berbahasa Inggris dengan baik, maka mengapa ia tidak menunjuk seorang penerjemah? Komentar yang lain diarahkan ke panitia Pemilihan Puteri Indonesia yang menyatakan bahwa Indonesia tidak mampu memilih calon yang berkualitas untuk dikirim ke ajang Miss Universe. 

Bila yang dipermasalahkan adalah kemampuan berbahasa Inggris, sebenarnya tidak juga, karena bahasa Inggris tampaknya bukan persyaratan utama agar seorang kandidat terpilih jadi Miss Universe. Miss Mexico, Jimena Navarrete (22), yang akhirnya dinobatkan sebagai Miss Universe 2010, juga tidak lancar berbahasa Inggris. Namun dengan bantuan penerjemah, Jimena dianggap mampu memberikan jawaban yang tangkas dan memuaskan.

Hal ini mengingatkan kita pada Nadine Chandrawinata yang juga sempat menjadi bahan olokan karena mengatakan, "Indonesia is a big city." Padahal sih, kalau mau jujur, sebenarnya kesalahan itu bisa saja terjadi karena rasa tegang menghadapi kompetisi. Kita semua pasti pernah mengalaminya.

Begitu pula dengan Qory. Mungkin karena gugup dan terlalu memikirkan bagaimana berbicara bahasa Inggris, akhirnya ia tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Sebaliknya, Jimena lebih terfokus dalam menuangkan isi pikirannya. Sebagai hasilnya, tidak ada orang yang meremehkan kecerdasan perempuan asal Guadalajara ini.

Stereotip perempuan cantik
Dari kejadian tersebut, kita bisa menangkap pesan bahwa menjadi perempuan cantik itu enggak gampang. Hanya karena cantik, hidup seorang perempuan tidak lantas menjadi mudah. Bahkan mungkin, bebannya menjadi lebih berat daripada perempuan lain pada umumnya. Hal ini termasuk ketika Qory, Nadine, atau Artika Sari Dewi, berhasil memenangi Puteri Indonesia. Sehebat apa sih, mereka?

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Social Psychology, terlihat bahwa orang-orang yang cantik dan tampan mendapat berbagai privilese. Misalnya, mereka mendapat gaji yang lebih tinggi, evaluasi kinerja yang lebih baik, hingga penilaian yang lebih menyenangkan dalam masa percobaan. Namun, ketika seorang perempuan cantik tidak mampu membuktikan kinerja yang baik, setidaknya ada deretan anak buah atau rekan kerja yang akan berbalik meremehkannya.

Ketika dianugerahi wajah cantik, seseorang dituntut untuk "lebih" dalam hal lainnya. Selain cantik, ia juga harus baik, ramah, lucu, dan pintar. Kalau tidak pintar, akan muncul komentar, "Cantik-cantik kok bodo?"

Kurangnya kesadaran untuk selalu menambah wawasan inilah yang lalu menimbulkan stereotip bahwa perempuan cantik itu umumnya tidak cerdas. Padahal, Anda tahu, tidak semua perempuan cantik itu bodoh. Masalahnya, sering kali mereka hanya lebih peduli untuk merawat kecantikan saja. Tak heran bila Mignon McLaughlin, wartawan dan penulis di sejumlah majalah wanita seperti Redbook, Cosmopolitan, Vogue, dan Glamour pernah mengatakan, "Banyak perempuan cantik yang bahagia dengan kecantikannya, tapi tidak ada perempuan cerdas yang bahagia dengan kecerdasannya." Perempuan cantik akan puas dengan kecantikannya saja, tapi perempuan pintar tidak akan pernah puas dengan kepintarannya.

Susahnya, di saat lain, ketika ada perempuan cantik yang berani menyuarakan pendapat, mereka tetap mengundang cacian. Ingat ketika Gisele Bundchen mengatakan perlunya hukum yang mengharuskan perempuan untuk memberikan ASI untuk bayinya selama enam bulan pertama? Model asal Brasil ini lantas dituduh menyerang perempuan lain yang tidak memberikan ASI untuk anaknya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com