Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Bayi Imunisasi HiB?

Kompas.com - 01/09/2010, 14:42 WIB

Kompas.com - Selain soal jadwal imunisasi, yang kerap membingungkan para ibu ialah imunisasi HiB (Hemophilus Influenzae type B) . Pasalnya, tak setiap dokter menganjurkan imunisasi ini. "Beberapa dokter memang memandang imunisasi ini tak perlu," kata dr. Adi Tagor, Sp.A.

Sebab, terangnya, imunisasi yang dimaksudkan untuk menghindari radang selaput otak ini, selain harganya mahal, juga penyakit tersebut memang di Indonesia sangat jarang terjadi. "Umumnya penyakit radang selaput otak banyak dijumpai di negeri dingin, seperti Australia, Amerika, atau negara-negara di Eropa."

Namun, bukankah pasien berhak diberi tahu atau istilah kedokterannya, inform concent?  Setuju atau tak setuju dilakukan, dikembalikan pada diri orang tua si pasien. Iya, kan! Terlebih lagi, kata Adi, komunikasi di negeri kita sudah mengglobalisasi, terutama untuk Jakarta dan Bali.

"Coba saja, bila kita berjalan-jalan di mal atau berenang, pasti, kan, kita bertemu anak bule. Nah, kalau enggak disuntik HiB, bayi pun bisa terkena. Akibatnya sangat fatal, lo, karena langsung ke selaput otak dan dapat menimbulkan kematian dengan cepat. Kalaupun sembuh, si anak bisa cacat seperti orang terkena stroke."

Jadi, sarannya, bila memang orang tua cukup mampu, apa salahnya si bayi diberi imunisasi HiB. Toh, tak ada ruginya. Imunisasi HiB, terang Adi, dilaksanakan 3 kali. Dua kali dilakukan pada saat bayi berusia di bawah setahun dan sekali dilakukan di atas usia setahun. Jarak waktu imunisasi HiB yang pertama dan kedua adalah sebulan, sedangkan HiB ketiga dilakukan setelah setahun.

Oleh karena itu, saran Adi, bila orang tua ingin mengajak bayinya pergi ke negeri dingin, sebaiknya si bayi sudah disuntik "tiga-satu". Artinya, 3 kali di bawah usia setahun dan satu kali di atas usia setahun. Jadi, 4 kali suntikan. "Kalau mau aman, sebelum berangkat disuntik sekali lagi," katanya.

Lo, apa nanti enggak kelebihan? Ternyata tidak. Menurut Adi, kelebihan pun enggak apa-apa. Bahkan, mau dilakukan sampai 10 kali juga enggak apa-apa. Tapi kalau sampai 3 kali dinilai sudah cukup, ya, tak perlu lebih. Bukankah harganya mahal?

Hal ini juga berlaku untuk semua jenis imunisasi. Sebab, terangnya, "imunisasi bukan obat. Kalau obat, bisa overdosis. Namun imunisasi, tidak." Jadi, Bu, kalau memang lupa apakah si bayi sudah diimunisasi atau belum, tak ada salahnya Ibu lakukan lagi imunisasi. "Daripada bingung-bingung, suntik saja sekali lagi. Enggak akan bahaya, kok, malah biar safe ," kata Adi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com