Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Pede akibat Banjir Keringat

Kompas.com - 16/09/2010, 11:55 WIB

KOMPAS.com — Berkeringat adalah cara tubuh menyejukkan diri agar suhu tetap stabil. Wajar bila kita berkeringat saat berada di daerah bersuhu tinggi, beraktivitas, atau mengalami situasi yang membuat gugup, marah, malu, dan takut. Bila keringat berlebihan (hiperhidrosis) akibat kelenjar keringat overaktif, apa yang harus dilakukan?

Keringat berlebih, terutama pada ketiak, menurut dr Ratna Komala Dewi, Sp KK, MKes, memancing bakteri sehingga muncul bau badan. Tampaknya kelainan ini sepele, tetapi dapat membawa ketidaknyamanan, baik fisik maupun emosional, sehingga membuat penderita kurang percaya diri.

Keringat dihasilkan oleh kelenjar apokrin yang menghasilkan cairan kental-keruh dan kelenjar ekrin yang menghasilkan cairan encer-jernih. Kelenjar apokrin terdapat pada folikel rambut di kepala, ketiak, dan genitalia. Kelenjar ekrin terdapat di seluruh tubuh dan berhubungan langsung dengan kulit.

Ketika suhu tubuh meningkat, sistem saraf pusat merangsang kelenjar ini untuk mengeluarkan cairan ke permukaan kulit untuk mendinginkan tubuh. Kelenjar keringat yang sangat aktif bisa bersifat bawaan. Dibandingkan dengan bagian tubuh lain, kelenjar keringat paling aktif pada kulit ketiak.

"Sekresi keringat yang dihasilkan kelenjar apokrin sering menimbulkan bau tak sedap, terutama ketika bercampur dengan bakteri," ujar dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Haji Pondok Gede ini.

Dapat diturunkan

Penderita hiperhidrosis (diaphoresis) dapat berkeringat, bahkan ketika suhu udara rendah atau mereka sedang istirahat. Hiperhidrosis dapat terjadi menyeluruh atau lokal. Jika keringat berlebih terjadi pada telapak tangan, kaki, dan ketiak, maka hal itu dinamakan hiperhidrosis primer (lokal). Hiperhidrosis sekunder atau menyeluruh biasanya berhubungan dengan penyakit sistemik, seperti hipertiroid, diabetes, infeksi samar, retikulosis, dan lain-lain.

"Pada kasus hiperhidrosis primer, tidak ditemukan penyebab. Para ahli menduga, kelainan jenis ini dapat diturunkan dari keluarga," ujar dokter dari Klinik Kecantikan Nouvelle di Pasar Minggu.

Penyebab pasti hiperhidrosis belum diketahui. Ada pendapat bahwa hiperhidrosis bisa terjadi karena asupan makanan pedas dan minuman panas yang mengandung kafein atau alkohol. Kafein dan alkohol merangsang kelenjar keringat mengeluarkan cairan lebih banyak.

Makanan tinggi kalori, seperti makanan berlemak dan berprotein tinggi, jika dikonsumsi berlebihan juga dapat menimbulkan bau keringat yang kurang sedap. "Jenis makanan tersebut dapat merangsang kelenjar mengeluarkan lebih banyak keringat dbandingkan makanan rendah kalori," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com