Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemiskinan, Penyebab Kekerasan pada Anak

Kompas.com - 27/09/2010, 13:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kemiskinan menjadi sumber utama kekerasan terhadap anak-anak Indonesia yang dilakukan orangtua, paman, bibi, kakak, bahkan nenek dan kakek yang seharusnya menjadi pelindung mereka.

Demikian disampaikan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait kepada pers di Jakarta, Senin (27/9/2010). Ia memaparkan, selanjutnya, kekerasan yang dialami anak akan diulang si anak yang bersangkutan saat ia dewasa.

"Sebanyak 70 persen kekerasan terhadap anak dilakukan oleh perempuan, seperti ibu kandung, ibu angkat, ibu guru, nenek, dan tante. Para pelaku ini umumnya sering mendapat kekerasan dari kaum lelaki, terutama suami mereka," tutur Arist.

Data Komnas PA tahun 2009 menunjukkan, sebanyak 81 ibu kandung atau 15,9 persen adalah pelaku kekerasan terhadap anak, diikuti ayah kandung 73 orang atau 13,96 persen.

Korban terbanyak adalah anak perempuan 257 orang. Jumlah anak korban kekerasan hingga tewas tahun 2009 di Indonesia 292 orang. Korban kekerasan terbanyak berusia 13-17 tahun dengan jumlah korban terbanyak adalah korban kekerasan seksual 473 anak, diikuti 236 anak korban kekerasan fisik.

Kondisi ekonomi anak korban kekerasan buruk. Sebanyak 280 anak menjadi korban kekerasan fisik dan 466 anak menjadi korban kekerasan seksual. Sebagian besar korban adalah siswa sekolah dasar.

Tindak kekerasan anak terbanyak tahun 2010 terjadi di Jakarta. Korban tindak kekerasan fisik mencapai 278 anak, sedangkan korban kekerasan seksual 170 anak. Kota berikutnya adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

Arist mengatakan, data Komnas PA ini menunjukkan, siklus kekerasan terhadap anak kian meluas. Negara gagal memperbaiki keadaan, bahkan cenderung melakukan pembiaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com