Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar Pabrik, Kualitas Air Minum Kemasan Berubah

Kompas.com - 03/11/2010, 15:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diharapkan kritis terhadap produk air minum, terutama air minum kemasan dalam gelas yang dikonsumsi. Ini disebabkan karena kualitas air minum dalam kemasan (AMDK) yang keluar dari pabrik bisa sangat berbeda dengan kualitas yang ada di pasar.

Menurut Deputi Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Roy Sparringga, kualitas AMDK dapat berubah sesuai kondisi di sekitarnya. BPOM pun mengaku sulit mengawasi kualitas air minum saat sudah beredar dipasaran.

"Jumlah mikroba dalam air itu bisa bertambah sesuai handlingnya. Kalau ditaruh di bawah sinar matahari atau kemasannya bocor atau terkoyak- koyak itu bisa memacu perkembangan mikroba. Masyarakat harus mengawasi ini saat di pasar karena kami atau Asperindo pasti sulit," jelasnya saat konferesi pers Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Asperindo) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2010).

Roy menghimbau agar masyarakat peka terhadap air minum yang dikonsumsi. Jika AMDK yang dikonsumsi terasa berbeda dari biasanya, masyarakat diminta segera melaporkan kepada BPOM.

"Masyarakat harus peduli dengan dirinya sendiri. Kalau ada rasa yang aneh, airnya berwarna, atau ada sesuatu di dalamnya saya harap jangan diminum, komplain kepada kami. Kami pasti akan respon itu," himbaunya.

BPOM, menurut Roy telah memberikan batas-batas jumlah mikroba dalam AMDK yang diproduksi. Standar mikroba saat dipabrik adalah 100 mikroba per mililiter, sedangkan saat AMDK sudah beredar di pasar standarnya adalah 100 ribu mikroba per mililiter.

"Biasanya kalau mikrobanya sudah mencapai 100 ribu itu ada sesuatu yang mengambang di dalam airnya, rasanya juga sudah beda," jelas Roy. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com