Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Mencoba Tren Dry Denim?

Kompas.com - 05/11/2010, 15:53 WIB

KOMPAS.com - Setelah berapa lama biasanya Anda mencuci jeans yang sudah Anda pakai? Setiap habis dipakai? Seminggu sekali? Sebulan sekali?

Jika Anda bertanya pada pakar jeans, tindakan Anda mencuci begitu sering pasti langsung disayangkan. Sebab, mencuci bahan denim terlalu sering akan membuat jeans cepat aus, warnanya pun lebih cepat memudar. Bahkan ada yang menyarankan bahwa jeans sebaiknya dicuci setiap enam bulan sekali.

Anda tak percaya ada orang yang mampu memakai jeans yang sama selama enam bulan?

Ternyata, sudah banyak orang yang mulai menerapkan cara perawatan seperti ini. Denim tidak dicuci sejak pertama kali membelinya, lalu warna dan bentuknya dibiarkan memudar dan melonggar alami akibat pemakaian yang sudah lama. Cara ini dinilai akan lebih menonjolkan keaslian karakter pemakainya.

Memang tak semua jeans bisa diperlakukan seperti ini. Anda bisa menerapkannya pada jeans berbahan denim klasik yang lebih tebal dan kaku. Jeans seperti ini, yang disebut dry denim atau raw denim, dibuat dari bahan yang tidak dicuci selama proses pembuatannya. Beda dengan jeans model sekarang yang mengalami proses "penuaan", pencucian, dan perobekan secara artifisial, untuk mendapatkan tampilan yang lama.

Karena dry denim ini tidak dicuci, rasanya memang jadi sedikit kaku saat baru dipakai. Namun setelah digunakan beberapa lama, jeans akan terasa lebih lunak dan menyesuaikan diri dengan bentuk tubuh Anda. Biasanya akan muncul lipatan-lipatan kusut di area pangkal paha, belakang lutut, atau lipatan lengan (pada jaket jeans). Pada sebagian orang, mungkin akan muncul bentuk-bentuk seperti dompet di saku belakang, karena terbiasa menyimpan dompet di tempat tersebut. Ada pula yang robek di bagian lutut atau tepi bawah celana.

"Hal inilah yang akan membawa keaslian dan karakteristik jeans. Kalau jeans menjadi kotor, ya justru di situlah seninya. Anda bisa mengatakan, this is your jeans," ujar Jody Dharmawan, President Director Lee Cooper Indonesia, dalam peluncuran program Lee Cooper Dry Denim Challenge di MU Cafe, Jakarta, Kamis (4/11/2010) lalu.

Lipatan-lipatan seperti ini jangan dipandang sebagai jeans yang mulai aus, karena justru itulah yang membuat jeans menjadi unik. Tak perlu mengkhawatirkan bagian yang robek; jeans memang "ditakdirkan" sebagai busana pekerja, bukan? Bila Anda berniat memakai jeans untuk ke acara yang lebih resmi, silakan mengenakan jeans Anda yang lain.

Bagaimana cara merawatnya?
Terbayang bukan, bagaimana bila jeans tidak dicuci selama enam bulan, hanya untuk mendapatkan keunikan alaminya? Rasa gatal-gatal pasti akan terasa, belum lagi keringat dan kotoran yang akan menempel. Adakah trik untuk merawatnya tanpa mencuci?

"Awal pakai dry denim, saya langsung menggunakan short pants sebelum memakainya, jadi tidak langsung terkena kulit ini untuk antisipasi aja. Terus buat mencegah bau-bau “ajaib” yang mungkin timbul, saat celana tidak dipakai saya sering menjemurnya biar terkena sinar matahari maupun angin. Alhamdulillah selama 3,5 bulan ini pakai, tidak ada yang namanya gatel-gatel maupun bau tidak sedap," kata Diah "The Explorer", perempuan desainer yang mengikuti tantangan dry denim ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com