Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IAI: Hati-hati Konsumsi Jamu Obat

Kompas.com - 11/12/2010, 09:08 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.COM - Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) mengimbau masyarakat agar berhati-hati menggunakan jamu yang mengandung bahan kimia obat yang masih banyak beredar di pasaran.

Ketua IAI Dani Pramono sebelum membuka Kongres Ilmiah XVIII dan Rakernas IAI 2010 di Makassar, Jumat, mengatakan, banyak produk kesehatan yang berlabel jamu, namun kenyataannya berisi bahan berunsur kimia.

"Sebaiknya, masyarakat teliti sebelum mengkonsumsi. Karena kebanyakan jamu sekarang tidak lagi menggunakan bahan alami," ujarnya.

Dia menambahkan, masyarakat juga harus memperhatikan bentuk jamu yang dibelinya. Sebab untuk mendapatkan khasiatnya, bahan jamu harus diekstrak dulu agar bakteri tidak berkembang biak.

Menurutnya, banyaknya pelanggaran produk kesehatan yang terjadi merupakan akibat lemahnya pengawasan pemerintah dan pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, untuk menjamin keaslian bahan jamu, setiap industri jamu di Indonesia wajib menggunakan tenaga apoteker dalam pengawasan proses produksi.

Selain itu, masyarakat pengguna obat-obatan medis juga diminta untuk bertanya ke petugas apoteker di setiap apotik yang dikunjunginya. "Apoteker saat ini bukan lagi sekedar "pelayan toko" tapi juga berperan sebagai pengasuh farmasi. Jika masyarakat ingin mengetahui semua hal tentang obat-obatan, silahkan tanyakan ke apoteker terdekat," ujarnya.

Kongres ilmiah IAI rencananya berlangsung 10-12 Desember dan dihadiri sekitar seribu apoteker dari seluruh Indonesia. Beberapa pembicara akan dihadirkan antara lain Kepala Badan POM, Dirjen Binyanmed Kemenkes dan Kepala Badan PPSDM Kemenkes.

"Kami akan banyak membahas skema implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com