Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Ini Bikin Pekerjaan Tambah Berat

Kompas.com - 11/01/2011, 12:28 WIB

KOMPAS.com Persaingan kerja dan perusahaan di luar akan semakin ketat. Anda harus berusaha mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Tidak butuh tambahan kecil-kecil yang bikin beban di pundak tambah berat. Supaya Anda bisa lincah bergerak tanpa melewatkan detail-detail penting, ketahuilah hal-hal yang bisa berpotensi membuat pekerjaan yang ada tambah berat dan hindari sebaik mungkin.

1. Menyalahartikan yang "urgent" dengan yang penting

Jika Anda memikul tanggung jawab yang cukup banyak dan berat, membagi tugas dengan prioritas akan membantu Anda mengontrol beban kerja. Namun, strateginya bukan mengenai apa yang harus didahulukan. Kesalahan yang terumum adalah memprioritaskan pekerjaan hanya berdasarkan urgensinya (tugas-tugas dengan deadline terdekat, sedangkan tugas dengan tenggat waktu jauh dikesampingkan). Urgensi tidak selalu mengindikasikan kepentingan proyek secara akurat. Anda bisa saja buru-buru menyelesaikan tugas untuk bisa menghadiri rapat sore nanti, contohnya, tetapi bila itu adalah rapat rutin, dengan cakupan atau hasil yang sedikit, Anda sama dengan membuang waktu.

Sebelum memutuskan proyek apa yang harus difokuskan atau dikesampingkan sementara, tuliskan daftar tugas-tugas yang harus dikerjakan dan putuskan mana yang harus dan penting untuk dikerjakan terlebih dahulu. Konsultasikan daftar tersebut per hari agar Anda selalu memastikan tugas-tugas terpenting dan menyesuaikan ranking proyek setiap kali ada tambahan, perubahan tenggat waktu, dan cara penyampaian yang berubah.

2. Disimpan sendiri
Sepertinya segalanya akan lebih mudah untuk membenamkan diri dalam pekerjaan hingga semua selesai. Lagi pula, Anda terlalu sibuk untuk melakukan hal-hal lain, seperti berinteraksi dengan karyawan lain. Tetapi, menyimpan segalanya sendiri dan tidak berbagi dengan orang lain justru bisa membuahkan hal yang tidak baik untuk Anda.

Contoh, Anda akan melewatkan kesempatan menjalin pertemanan dengan rekan kerja. Relasi kerja semacam ini bisa membantu Anda melewatkan waktu kerja yang lebih menyenangkan. Plus, Anda tidak akan pernah tahu kapan Anda perlu kontak internal untuk mengerjakan suatu tugas, mengetahui berita perubahan internal, atau detail lowongan di departemen lain yang Anda incar. Jadi, berhenti untuk bercakap-cakap sejenak di lorong kantor, makan siang bersama teman kantor, atau ikut acara kantor, dan sebagainya bisa jadi hal yang menguntungkan.

3. Tidak ingin mengganggu atasan
Pekerjaan yang dilimpahkan kepada Anda saja sudah cukup banyak dan menyibukkan, bagaimana pekerjaan si atasan? Begitu mungkin isi pikiran Anda. Anda beranggapan, sebaiknya jangan mengganggu dia. Padahal, sebenarnya, menjalin kedekatan dengan atasan adalah hal penting. Tidak hanya memberikan kepastian bahwa Anda berfokus pada proyek dengan prioritas tertinggi, dan memastikan ekspektasi performa kerja, tetapi juga bahwa Anda memiliki informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

Tidak menanyakan klarifikasi mengenai lingkup proyek kerja baru karena Anda takut mengganggunya bisa membuat Anda menerka-nerka dalam kegelapan. Bisa-bisa Anda salah belok. Coba buat jadwal rapat reguler dengan atasan Anda agar ia bisa selalu mengetahui apa yang sedang Anda kerjakan, mengutarakan kendala Anda, dan mendiskusikan strategi untuk menghadapi kesulitan Anda.

4. Bahagia dengan "status quo"
Saat tugas semakin melimpah dan level stres semakin tinggi, para pekerja sering kali menaruh ambisi peningkatan kariernya di bagian belakang prioritas hidup. Tetapi, mengabaikan pendidikan profesional Anda bisa menjadi hal yang tidak menguntungkan bagi Anda. Salah satu alasannya adalah banyak posisi yang mengharuskan pegawainya melakukan tugas-tugas yang tadinya bukan porsinya, dengan kata lain multitasking. Di lain pihak, perubahan teknologi dan perkembangan baru di bidang Anda juga bisa berarti Anda ketinggalan zaman jika tidak berusaha "keep up" dengan hal-hal tersebut.

Tidak ada orang lain kecuali diri Anda yang memastikan Anda mendapat pelatihan yang dibutuhkan. Jadi, dekati atasan Anda dengan daftar pelatihan yang Anda inginkan dan jelaskan bagaimana hal itu bisa menguntungkan Anda dan perusahaan. Atasan Anda mungkin bisa mendorong upaya Anda dengan memberi subsidi biaya pelatihan, serta memberi waktu luang kerja untuk Anda.

5. Tidak rapi
Memiliki meja kerja yang rapi dan membersihkan inbox surat elektronik bisa jadi adalah hal yang terakhir di kepala Anda. Tetapi, detail-detail kecil semacam ini justru bisa memperlambat kinerja Anda. Contoh, Anda terpaksa menghabiskan setengah jam waktu berharga Anda gara-gara mencari surat penugasan dari atasan yang dikirimkan sebulan lalu di inbox surat elektronik Anda. Mengambil waktu untuk membereskan meja, mengorganisasi surat elektronik, dan menghapus data-data lama bisa membantu Anda mencari segala sesuatunya lebih cepat, lebih mudah, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com