Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSM Tanggapi Gugatan ASI Eksklusif

Kompas.com - 20/01/2011, 15:07 WIB

Kompas.com - Lembaga non profit pendukung Air Susu Ibu (ASI) di Inggris melancarkan kritik atas hasil penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal mengenai sanggahan terhadap rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) atas pentingnya pemberian ASI eksklusif 6 bulan.

Organisasi Baby Milk Action, yayasan yang bermarkas di Cambridge, dalam situs mereka menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut bukanlah riset ilmiah terbaru, melainkan sebuah analisa terhadap penelitian yang sudah ada. Dalam British Medical Journal (BMJ), penelitian itu juga sebenarnya dimuat dalam bagian "komentar".

Sementara itu, sejak tahun 1994 WHO telah mengeluarkan rekomendasi pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan yang dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan yang berasal dari bahan pangan lokal. Rekomendasi WHO itu dibuat berdasarkan 3.000 penelitian seputar makanan bayi.

Dalam studi yang dimuat dalam BMJ itu disebutkan, menunda pemberian makanan padat dapat menyebabkan bayi kegemukan. Tetapi menurut Baby Milk Action, hal ini justru berlawanan dengan studi sebelumnya yang menyebutkan pemberian makanan padat yang terlalu dini, apalagi jika mengandung gula, menjadi biang keladi di balik epidemi obesitas.

Penelitian lain juga menunjukkan, secara alami pencernaan bayi baru bisa bekerja sempurna di usia 6 bulan. Pada periode ini, faktor perkembangan bayi seperti koordinasi mata dan tangan serta kemampuan mengunyah bayi sudah sempurna.

Baby Milk Action juga menyebutkan penelitian yang dimuat di BMJ tersebut didanai oleh industri makanan bayi sebagai strategi marketing mereka supaya para ibu beralih dari makanan rumahan ke makanan bayi instant. Tiga dari empat penulis riset disebut-sebut menerima dana dari industri makanan bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com