Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset IPB Harusnya Tak Asal Publikasi

Kompas.com - 19/02/2011, 11:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian IPB yang berjudul "Potensi Kejadian Meningitis pada Mencit Neonatus akibat Infeksi Enterobacter sakazakii yang diisolasi dari Makanan Bayi dan Susu Formula" ini seharusnya tidak dipublikasikan di website resmi.

"Ini kan riset ke riset. Ini kan buat periset yang lain, enggak boleh ditutupi. Tapi untuk pelajaran, nanti ke depannya, kalau hanya untuk periset lain tidak usah dipublikasikan di tempat umum," kata Indah Suksmaningsih dari Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional dalam diskusi mingguan Polemik, Sabtu (19/2/2011).

Indah sendiri menegaskan bahwa tak masalah merek susu tersebut diumumkan atau tidak. Perlu dipertimbangkan dampak psikologis masyarakat. Informasi itu bisa makin meresahkan atau bisa menenangkan. Hanya saja, menurut Indah jika IPB merilis informasi yang bukan untuk konsumsi publik merupakan tindak menyesatkan.

Sementara itu, dr. Marius Wijayarta dari Lembaga Konsumen Kesehatan mengemukakan apa pun riset IPB harus segera dipublikasikan karena menyangkut kesehatan manusia dan juga sudah terlanjur bisa diakses bebas oleh umum. Marius menyesalkan kalau riset yang masih diuji coba pada mencit atau anak tikus sudah langsung dipublikasikan.

"Riset IPB 2003-2006 mem-publish, harusnya sudah lengkap. Jangan hanya ke Mencit saja. Gara-gara berita seperti ini kan jadi ramai, resah. Setiap penelitian yang belum lengkap tabu di-publish," katanya.

Menurutnya, memang perlu ada tahap penelitian ke Mencit, tapi harus dilihat juga riset lanjutannya ke manusianya. Oleh karena itu, sebagai konsekuensi, IPB dan penelitinya harus mempublikasikan merek-merek susu tersebut kepada masyarakat.

Anggota Komisi IX DPR RI Riski Sadiq menambahkan bahwa komunikasi juga harus dilakukan institusi akademis ke masyarakat. Tak perlu memikirkan konsekuensi persaingan bisnis atau runtuhnya pabrik yang bisa muncul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com