Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Singapura Mengintai Anak dan Balita

Kompas.com - 16/03/2011, 14:59 WIB

Kompas.com - Demam, bercak merah di telapak tangan dan kaki serta bintil sariawan di mulut merupakan ciri khas penyakit flu singapura. Meski tidak berakibat fatal penyakit ini amat mudah menular, khususnya pada anak dan balita.

Istilah penyakit flu singapura, menurut dr.Alan R.Tumbelaka, Sp.A(K) sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut dengan penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, foot and mouth disease). "

"Penyakit ini disebut Flu Singapura karena dianggap lebih banyak disebabkan kuman-kuman di Singapura yang intinya tidak tepat karena kuman ini banyak ditemukan dimana-mana dan dimulai di Toronto tahun 1957," paparnya.

Penyakit kaki, tangan dan mulut ( KTM) ditularkan oleh kelompok virus seperti famili Picornaviridae, termasuk kelompok Enterovirus, Rhinovirus  dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah kelompok enterovirus yang terdiri dari virus Coxsackie A, B, Echovirus dan Enterovirus sendiri. Penyebab terbanyak adalah kelompok virus Coxsakie A16, dan yang bersifat fatal adalah Enterovirus 71 yang bisa menyebabkan kematian.

Penderita penyakit KTM biasanya meningkat di masa pancaroba dan kebanyakan menyerang anak-anak, balita, bahkan bayi karena daya tahan tubuh mereka masih rendah. Bila menyerang orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala serius.

"Penularan terutama melalui jalur fekal-oral dan saluran pernafasan, yakni melalui butiran ludah, air liur dan lainnya. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju dan lainnya juga dapat  terjadi," papar kepala divisi penyakit tropik departemen anak FKUI RSCM ini.

Masa inkubasi penyakit KTM berlangsung 2-3 hari dengan gejala sakit leher dan hilangnya nafsu makan. Karena disebabkan oleh virus, biasanya penyakit ini akan membaik sendiri selama 7-10 hari.

"Hanya saja penyakit ini menjadi berat bila tidak bisa menelan karena sakit di mulut dan harus di rawat di rumah sakit," imbuhnya.

Gejala yang cukup berat sering terjadi antara lain hiperpireksi (demam tinggi), nadi cepat, malas makan, lemas, kejang-kejang, fotofobia ( tidak tahan dengan cahaya matahari), perut tegang dan terkadang gangguan kesadaran.

"Tidak ada obat yang spesifik, umumnya hanya diberikan vitamin dan secara lokal diberi obat sariawan," katanya.

Anak yang menderita penyakit ini dianjurkan untuk tidak keluar rumah karena sifatnya yang sangat menular. Orang dewasa yang merawat pasien disarankan untuk menjaga kebersihan tangan karena tangan yang sudah tertempel virus berpotensi menularkannya kepada orang lain.

Baca juga Diberi ASI, IQ Bayi Lebih Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com