Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Nugget, Modalnya Rp 150 Ribu Saja

Kompas.com - 07/04/2011, 15:18 WIB

KOMPAS.com - Anindita Damayanti terbilang masih muda saat menikah pada tahun 2003 lalu. Usianya kala itu baru 20 tahun. Kendati demikian, Anin, demikian sapaannya, sudah mantap berkomitmen untuk fokus mengurus keluarga. Ia menghentikan total kegiatannya sebagai mahasiswi jurusan Food and Beverage (kuliner) di Universitas Sahid Jakarta.

Sejak remaja Anin mengaku sudah hobi memasak. Itulah alasan mengapa ia tertarik mengambil jurusan kuliner saat kuliah. “Saya sangat gemar mengoleksi buku-buku masakan. Bahkan saya bisa ketiduran jika membaca buku-buku resep masakan,” cerita Anin. 

Sebagai seorang ibu yang sangat memerhatikan kebutuhan keluarga, Anin berupaya untuk memberikan yang terbaik  bagi  keluarga, termasuk  soal asupan makanan dan  gizi untuk sang anak. Saat anak pertamanya, Nikkei, masih balita, Anin sempat kebingungan karena Nikkei tidak suka mengonsumsi sayuran.

“Setiap  diberi sayuran  pada menu makanannya selalu tidak dimakan,” ujar wanita kelahiran Jakarta, 13 Maret 1981 ini.

Menurut Anin, anaknya selalu merasa enek, bahkan muntah, jika diberi sayuran. Padahal sayuran sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang sang anak. Anin melihat Nikkei malah gemar mengonsumsi makanan olahan terutama nugget. 

“Anak saya suka sekali makan nugget yang dibeli di supermaket. Sementara saya sangat takut karena tidak mengetahui kandungan bahan  yang digunakan,” tutur istri Rendra Toro ini.

Kekhawatiran terhadap produk olahan massal ini bertambah karena Anin melihat  tanggal kedaluarsa yang tertera di kemasan produk jangka waktunya sangat lama. “Kedaluarsanya bisa sampai setahun. Mungkinkah jika tanpa pengawet makanan bisa bertahan selama itu?” tegas Anin.

Takut anaknya ketagihan dengan makanan berpengawet dan mengandung MSG, Anin pun berusaha mencari solusi. Tanpa pikir panjang, ia mencoba berinovasi dengan membuat nugget sendiri. Nugget yang berbahan dasar daging ayam tersebut ditambahkan dengan berbagai jenis sayuran. Awalnya Anin mencoba memasukkan wortel yang dihancurkan dengan blender sebagai bahan campuran nugget. Karena memang bakat dalam urusan dapur, nugget buatannya langsung disukai seluruh keluarga, termasuk anaknya yang memang gemar makan nugget.  Hal ini tentu membuat Anin jadi tambah semangat berinovasi agar Nikkei gemar makan sayur.  Agar tidak bosan, Anin lantas mencoba berkreasi dengan membuat nugget bayam dan brokoli.

Sebagai mahasiswi kuliner, Anin sangat paham dengan kandungan dan nutrisi yang terdapat dalam sayuran-sayuran pilihannya. Ditambah lagi sang mertua, yang juga seorang peneliti di bidang kesehatan, turut memberi masukan pada eksperimen nugget yang dibuatnya. Anin menjelaskan, pada wortel ada kandungan beta karoten yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas. Sementara brokoli mengandung nutrisi  yang sangat baik bagi penderita penyakit jantung.

“Untuk bayam, saya lebih memilih jenis bayam merah karena lebih kaya antioksidan ketimbang bayam hijau,” jelas Anin semangat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com