Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gampang Lupa karena Otak Menyusut

Kompas.com - 16/05/2011, 09:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tahukah Anda bahwa otak manusia akan mengalami penyusutan seiring dengan bertambahnya usia? Diperkirakan, setelah berumur 60 tahun ada penyusutan di otak sebesar 0,5-1 persen setiap tahunnya.

Dampak yang jelas terlihat akibat penyusutan otak ini adalah mulai berkurangnya daya ingat dan sering lupa atau demensia.

"Jadi, jangan heran kalau orang yang usia lanjut sudah mulai merasakan sering lupa. Itu wajar dan merupakan bagian dari poses penuaan," kata Raul Sibarani, spesialis saraf, dalam seminar awam tentang demensia di MRCCC Siloam, Jakarta, Sabtu, (14/5/2011).

Menurut Raul, bagian otak yang lebih awal mengalami penyusutan adalah hipokampus. Bagian otak ini berperan merekam rangsangan-rangsangan dari luar untuk bisa masuk atau direkam dalam otak.

Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik dan berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi ruangan. Istilah hipokampus diturunkan dari bentuknya pada potongan koronal yang menyerupai kuda laut.

Pada pasien yang mengalami demensia Alzheimer, kata Raul, hipokampus menjadi bagian otak yang pertama kali mengalami kerusakan. Pada penderita Alzheimer, proses berkembangnya kerusakan pada sel-sel otak di hipokampus bukanlah bagian normal dari penuaan.

"Kesulitan mengingat dan kehilangan orientasi menjadi gejala utamanya," katanya.

Selain karena kerusakan hipokampus, demensia Alzheimer dapat juga disebabkan terganggunya sel saraf yang disebut sinaps. Sinaps adalah hubungan antara sel saraf yang satu dan yang lain, atau komunikasi sel saraf satu dengan yang lain.

Raul menjelaskan, seseorang yang sel sarafnya bagus, tetapi kalau sinapsnya terganggu, otomatis akan terganggu pula proses berpikirnya. "Jadi, demensia Alzheimer itu sebetulnya yang terganggu adalah sel saraf yang satu dengan yang lain," ujarnya.

Pada pasien Alzheimer, kerusakan sinaps disebabkan oleh adanya suatu enzim yang menyebabkan adanya penumpukan plak-plak di otak. "Jangan heran kalau otak penderita Alzheimer itu diotopsi, dibuka ternyata ada plak-plak, seperti item-item. Itu menandakan terjadi kerusakan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com