Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memasak Ayam yang Empuk dan Renyah

Kompas.com - 16/07/2011, 10:47 WIB

KOMPAS.com - Ayam adalah salah satu bahan makanan yang paling sering diolah untuk lauk di rumah. Meskipun begitu, masih banyak orang yang belum tahu cara yang tepat untuk mengolahnya. Salah cara mengolah tidak hanya membuat dagingnya kurang empuk, tetapi juga bisa membuat Anda keracunan. Untuk itu, simak cara mengolah ayam berikut ini.

1. Tak usah mencuci daging ayam
Wajar bila Anda mencuci ayam sebelum memasaknya, karena Anda pasti berpikir ayam yang sudah tampak bersih setelah dicuci tentu lebih siap diolah. Tetapi, hal ini sebenarnya kurang tepat, karena kemungkinan akan terjadi kontaminasi silang. Saat mencuci ayam, patogen dari wastafel dan daerah sekitar wastafel akan berpindah ke ayam yang Anda sedang cuci. Mencuci ayam sendiri sebenarnya tidak pernah menghilangkan patogen yang sudah hinggap di ayam. Lebih baik, pindahkan ayam ke loyang, dan sebisa mungkin hindarkan kontak langsung  dengan wastafel. Setelah itu bersihkan wastafel dengan air hangat dan cairan pemutih.

2. Tidak menggunakan alas plastik untuk memotong daging
Talenan plastik lebih mudah menjebak bakteri, terutama bila pada permukaannya terdapat alur-alur atau guratan bekas pemakaian pisau. Bila tak dibersihkan dengan seksama, bakteri akan tertinggal dan siap mengkontaminasi makanan.

3. Cuci tangan sebelum memasak
Mengapa para koki profesional tidak pernah memanjangkan kuku atau mengenakan aksesori seperti cincin? Sebab, mereka tidak ingin menyediakan tempat sedikit pun untuk bakteri. Lupa mencuci tangan akan membuat bakteri bersembunyi di bawah kuku. Anda tidak ingin mengalami keracunan makanan dari dapur Anda sendiri kan?

4. Menggunakan suhu yang tepat
Untuk menghasilkan masakan daging yang lebih empuk dan lunak, United States Department of Agriculture (USDA) menyarankan untuk menggunakan suhu 74 derajat Celcius. Lebih panas daripada angka tersebut menyebabkan daging menjadi kering.

5. Gunakan thermometer
Sulit memastikan apakah daging sudah matang secara merata hanya dengan melihat tampilannya secara sepintas. Gunakan thermometer khusus untuk memasak bila ingin memeriksa apakah bagian paha atau dadanya yang tebal sudah matang.

6. Ambil daging di bagian belakang rak
Ketika memilih ayam di rak supermaket, ambil yang tempatnya di bagian belakang karena biasanya ayam yang diletakkan di depan adalah yang masa kedaluarsanya segera tiba. Penjual tentu ingin daging ayam yang paling lama lebih cepat laku, kan?

7. Jangan menyimpan ayam terlalu lama di kulkas
Paling lama, simpan ayam dalam kulkas selama dua hari. Soalnya suhu kulkas di rumah biasanya lebih hangat daripada suhu pendingin makanan yang ada di toko, dan lebih sering dibuka-tutup. Meskipun masa kedaluarsanya masih agak lama, biasanya ayam sudah tidak begitu segar.

8. Jangan membuang semua sisa ayam
Hal yang paling sering Anda lakukan adalah membuang sisa potongan ayam, seperti kulit, tulang, ceker, atau jeroannya. Padahal, sisa-sisa bagian ayam ini masih bisa digunakan lho, yaitu untuk membuat kaldu ayam. Kaldu dari ceker ayam membuat rasanya lebih gurih. Enggak percaya? Coba saja sendiri.

9. Jangan membuang semua lemaknya
Lemak memang tak baik untuk kesehatan, tetapi lemak dalam ayam memiliki kualitas yang baik. Lemak ayam kaya akan asam palmitoleic yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu juga mengandung asam oleat yang baik untuk kolesterol. Lemak daging unggas juga rendah kadar asam lemak tak jenuh gandanya, membuatnya lebih stabil daripada lemak lain pada suhu panas.

10. Gunakan loyang untuk memanggang
Bagaimana mendapatkan ayam yang empuk dengan kulit yang renyah? Memanggangnya dalam suhu tinggi tidak selalu membuat kulitnya menjadi renyah, sedangkan menyate ayam bisa membuat dagingnya kering. Triknya, panggang ayam di atas loyang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com