Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjuran Minum 8 Gelas Cocok untuk Daerah Tropis

Kompas.com - 19/07/2011, 09:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah laporan terbaru yang ditulis dalam British Medical Journal menjelaskan bahwa tidak ada bukti kalau minum banyak air dapat mencegah beberapa masalah kesehatan dan ancaman dehidrasi.

Bahkan sejumlah ahli kesehatan di Inggris berani mengklaim, anjuran minum delapan gelas air sehari sebagai pepatah yang keliru dan malah justru bisa membahayakan.

Menanggapi laporan itu, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta dr. Candra Wibowo, SpPD, menyatakan bahwa klaim tentang kebutuhan air memang bisa menjadi sangat relatif. Namun, menurut dia, anjuran minum air delapan gelas sehari (sekitar 1500-2000 cc) sudah tepat, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia.

"Kalau dikatakan mitos tidak juga. Anjuran minum delapan gelas sehari masih bisa diterima secara keilmiahan," ujarnya, saat ditemui di ruang praktiknya, Senin (18/7/2011).

Candra melihat, yang harus digarisbawahi terkait hasil penelitian tersebut adalah  penelitian itu dilakukan di Eropa, bukan di daerah tropis. Seperti diketahui, secara cuaca di negara Eropa jauh lebih dingin dibandingkan Indonesia sehingga wajar jika penelitian tersebut mengklaim anjuran minum delapan gelas air sehari sebagai suatu yang keliru.

"Daerah Eropa mungkin berbeda dengan daerah tropis. Intinya, minum air itu secukupnya," ujarnya.

Lebih lanjut Candra memaparkan, pada dasarnya ginjal dalam setiap tubuh manusia mempunyai otoregulasi (pengaturan  secara otomatis). Jadi, ketika kita haus, kekurangan air, badan akan memberikan feedback negatif ke otak sehingga mendorong kita untuk minum.

Begitu pula sebaliknya, kalau kita cukup cairan di dalam badan, kita tidak akan merasa haus. Bahkan, secara otomatis ginjal akan mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh melalui urine.

Secara tidak disadari, setiap saat manusia akan kehilangan cairan karena evaporasi (penguapan).  Evaporasi, kata Candra, bisa terjadi ketika orang bernapas, bicara, berkeringat, berkemih (kencing), dan buang air besar sehingga dibutuhkan cairan yang masuk tubuh untuk menggantikannya.

Dia menambahkan, adalah sesuatu yang sangat sederhana untuk mengukur dan mengetahui apakah seseorang sudah cukup atau tidak mengonsumsi air per harinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com