Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konselor Menyusui Bisa Mendorong Peningkatan

Kompas.com - 13/08/2011, 03:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Upaya meningkatkan pemberian air susu ibu eksklusif kepada bayi selama enam bulan perlu disokong kehadiran konselor menyusui.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Slamet Rijadi Yuwono mengatakan hal itu saat meresmikan Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) di Jakarta, Kamis (11/8).

”Semua fasilitas kesehatan harus memiliki konselor menyusui. Hal ini akan membantu para ibu yang memiliki kendala dalam memberikan ASI (air susu ibu),” katanya.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004- 2009, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan meningkat dari 58,9 persen pada 2004 menjadi 61,3 persen pada 2009. Namun, hal ini harus terus ditingkatkan di tengah gencarnya pemasaran susu formula.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pemberian ASI Eksklusif sangat penting untuk menciptakan iklim yang mendukung pemberian ASI eksklusif. RPP juga memuat kewajiban kota/kabupaten untuk mendukung, di antaranya, dengan menyediakan ruang laktasi dan konselor menyusui.

Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia Utami Roesli menambahkan, konselor menyusui akan menghadapi tantangan agresifnya promosi susu formula, perubahan cara menyusui dan ibu dengan penyakit tertentu, tetapi diharapkan dapat tetap menyusui.

”Penting bagi konselor untuk mendapatkan informasi lengkap agar bisa menyampaikan kepada ibu. Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia, ibu yang mengidap HIV tetap bisa menyusui,” kata Utami.

Konselor mendapat pelatihan 40 jam tentang semua hal terkait menyusui dan susu formula.

Konsultan Komunikasi Kesehatan Estetika, Wulandari, mengatakan, pendekatan komunikasi menjadi sangat penting bagi konselor menyusui. Dia memaparkan data, 90,23 persen bayi berusia 0-23 bulan pernah disusui, tetapi hanya 54,3 persen yang diberi ASI eksklusif selama enam bulan.

”Pendekatan sangat penting di tengah gencarnya iklan susu formula. Konselor harus memiliki strategi pendekatan yang berbeda dari produsen susu formula,” kata Wulandari. (SIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com