Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Rp 25 Juta Buka Usaha Florist 24 Jam

Kompas.com - 15/09/2011, 14:11 WIB

KOMPAS.com - Irma Kusumo Wardhani awalnya hanya seorang karyawan berpenghasilan minim. Berkat tekad  berwirausaha yang kuat, kini ia memiliki penghasilan hingga ratusan juta rupiah per bulan. Bagaimana ia mencapainya?
 
Irma, demikian sapaan akrabnya, adalah lulusan sebuah akademi sekreta­ris di Jakarta. Dengan bekal ilmu yang didapatnya, wanita kelahiran Jakarta, 18 Juli 1976 ini melamar bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah toko florist di bilangan Jakarta Selatan pada 2001. Di sana, Irma menjelma sebagai sosok multilenta. Ia mengerjakan hampir semua pekerjaan, mulai dari urusan administrasi sampai operasional dan merangkai bunga.

Sempat diolok-olok
Irma sama sekali tidak pernah membayangkan akan mendalami ilmu me­rangkai bunga. Bahkan para sahabatnya tidak percaya dan mengolok-oloknya ketika mengetahui bahwa ia ikut kursus merangkai bunga. “Pasalnya saya dulu sama sekali tidak tertarik merangkai bunga. Pokoknya tidak kebayang, deh,” aku Irma.

Karena awalnya memang tidak paham, tentu saja ia merasa kesulitan belajar merangkai bunga. Menurut Irma, untuk membuat rangkaian bunga kecil saja, dibutuhkan waktu berjam-jam. Lama-kelamaan, entah kenapa, Irma malah jadi keasyikan. Pelajaran me­rangkai yang tadinya ia anggap sulit jadi terasa mudah dan menarik. Hanya dalam beberapa kali pertemuan di kelas kursus, ia pun sudah pandai berinovasi dan mengeksplorasi bunga-bunga yang dirangkainya. Tak heran jika sang bos akhirnya memercayakan pesanan-pesanan klien kepada Irma.

Ia mengatakan, saat merangkai bunga, mood-nya bangkit dan ia jadi tidak bosan. Pelan-pelan Irma merasa mampu menggali bakat terpendamnya lewat kegiatan ini. Selain itu, ia juga jadi makin percaya diri berkat pujian klien atas karyanya. “Mereka bilang, rangkai­an yang saya buat berbeda, lebih cantik, serta bunganya lebih tahan lama,” ujarnya bangga.

Akhirnya, banyak pelanggan yang meminta pesanannya dikerjakan Irma. Seiring waktu berjalan, Irma yang menikah dengan Hasnural Zaldi Madjid, seorang karyawan di perusahaan asuransi, mulai kebingungan mengatur waktu. Di satu sisi, ia harus bekerja full time. Di sisi lain, ada suami dan anak yang harus diberi perhatikan.

“Waktu itu saya menghadapi sebuah dilema. Saya cinta pekerjaan ini, tapi sebagai florist, saya harus siap setiap saat. Pada hari libur pun saya masih harus stand by karena pesanan justru paling banyak di hari libur,” Irma menjelaskan.

Karena makin lama jadwalnya makin padat, Irma diminta suami meng­undurkan diri agar tetap bisa memberi perhatian penuh pada sang buah hati di rumah. Pada 2006, ia pun berhenti. Untungnya, sang suami sangat memahami kecintaan Irma pada bidang ini dan menawarkan untuk membuka usaha sendiri saja di rumah. Dengan demikian, keluarga tetap bisa diperhatikan.

Berbekal dukungan keluarga dan uang tabungan sebesar Rp 25 juta, Irma akhirnya memberanikan diri mewujudkan rencana berwirausaha. Beberapa bulan kemudian, usahanya yang diberi nama Azira Florist pun resmi berdiri. Uang tabung­an yang ia kumpulkan bersama suami digunakan untuk membeli peralat­an dan menyewa sebuah rumah di dekat Pasar Rawabelong, Jakarta Barat. Maklum, Pasar Rawabelong dikenal sebagai pusat penjualan berbagai macam bunga.

Melayani kapan saja
Sebagai langkah awal, ia melakukan perkenalan kepada klien-klien lamanya dan juga teman-temannya lewat SMS. Ia menginformasikan bahwa saat ini ia sudah memilki usaha florist sendiri.
Tentu saja para klien yang sudah jatuh cinta dengan rangkaian bunga Irma langsung merespons. Bahkan ke­esokan harinya, Irma sudah mulai me­nerima pesanan. “Memang begitu kalau bekerja di dunia florist. Para pelanggannya justru lebih mengenal dan meng­ingat si perangkai bunga, bukan tokonya,” ujar ibu dua anak ini.

Irma juga berpromosi lewat internet. Ia membuat blog khusus untuk kreasi rangkaian bunganya. Menurut Irma, blog merupakan wadah pemasaran dan promosi yang murah meriah. Di blog ini terdapat foto-foto berbagai rangkaian bunga karyanya. Jika tertarik, klien bisa mengunjungi blog tersebut dan memesan sesuai contoh. Kendati demikian, klien tetap bisa memesan rangkaian dengan bentuk yang lain. Karena berjualan secara online, Irma jadi tidak perlu membuka kios florist. Ia cukup bekerja di rumah. Pesanan diterimanya melalui telepon, email, dan faks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com