Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Sulam dan Kain Perca Bermodal Limbah Kain

Kompas.com - 21/09/2011, 08:04 WIB

KOMPAS.com - Tak pernah terpikirkan oleh Endah Sutjihati (37) bahwa ia akan terjun di bisnis sulam dan kain perca. Yang ia tahu, sejak muda keahliannya adalah masak-memasak. Sehingga hampir 10 tahun lamanya ia sibuk mengurusi katering dan rumah makan milik mertuanya.

”Sekitar tahun 2005, saya tertarik ikut kursus kilat sulam yang diselenggarakan Gramedia. Setelah itu, nggak pernah lepas lagi. Kemana-mana saya membawa benang dan jarum. Sambil menunggu anak sekolah, sambil menonton TV, saya menyulam. Mula-mula hanya untuk keperluan saya sendiri. Saya menyulam untuk kerudung dan baju. Tapi ibu-ibu yang melihatnya langsung tertarik. Lama-lama semua kerudung yang saya pakai diminta, sampai-sampai saya tidak punya kerudung sulaman saya sendiri,” kata Endah, ibu empat anak.

Mulailah Endah membuat pesanan kerudung yang dihiasi sulaman. Kerudungnya laku keras. Ia juga membuat sulaman di baju, juga laku keras. Saran-saran untuk meningkatkan kualitas berdatangan, di antaranya dari Haneda Ananta (36), sesama anggota komite sekolah, tentang desain dan paduan warna benang. Di saat itulah Endah merasa ia memang butuh mitra untuk mengembangkan usaha yang sedang dirintisnya.

Singkatnya, keduanya sepakat untuk kerja sama. Haneda yang lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti bertanggung jawab soal desain, sedangkan Endah yang berlatar belakang pendidikan manajemen Perbanas mengerjakan produknya sekaligus mengurus keuangan.

Berbeda dengan Endah, Haneda sama sekali tidak bisa menyulam. ”Pada dasarnya saya tomboy dan tidak suka hal-hal yang berbau perempuan, seperti menjahit, memasak. Tapi pas kenal mbak Endah, kok asyik juga ya melihat dia menyulam. Modal awal kami hanya Rp 500.000,” kata Haneda, ibu dari dua anak.

Dari sini, keduanya mulai melirik kain perca. Potongan-potongan kecil kain itu bila disusun dengan gradasi warna maupun motif yang sesuai dan disulam dengan teknik yang pas, akan menghasilkan hiasan indah. ”Mulailah kami berburu limbah kain ke beberapa penjahit langganan. Modal kami cuma kaus polos. Di atas kaus itulah kami sulam nama-nama murid di sekolah. Wah, kaus kami laku keras, sampai kewalahan,” kenang Endah.

Dari lingkaran sekolah dan tetangga, mereka meluaskan jangkauan dengan mengikuti aneka bazar dan pameran. Produk yang dijual dengan memakai label ”caremommies” itu di antaranya bantal, selimut, seprei, tas sekolah, sampai hiasan dinding.

Haneda yang pernah bekerja sebagai web designer kemudian membuat situs web untuk produk ini sekaligus membuka penjualan secara online. ”Responsnya sangat baik. Pembelinya datang dari hampir seluruh provinsi di Indonesia,” kata Haneda. Mereka juga mengisi gerai di sejumlah mal di Jakarta.

LP Cipinang
Menyadari kesuksesannya bisa dicapai meskipun berawal dari nol, Endah ingin menularkan kiatnya tersebut kepada banyak pihak. Ia pun mulai mengajar sulam dan patchwork di halaman rumahnya. Awalnya, muridnya adalah ibu-ibu yang tinggal di sekitar kediamannya. Lama-lama ia diminta mengajar di berbagai tempat, termasuk di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang dan Salemba. Hasil karya para napi di Cipinang kini malah sudah bisa dipasarkan dengan label ”Elpina”.

”Peserta kursus menyulam ini semuanya laki-laki. Tapi ternyata sulaman mereka tak kalah halus, bahkan ada yang sangat bagus. Saat ini yang di Cipinang sudah bisa mandiri, mereka sudah bisa berusaha sendiri. Yang di Salemba juga demikian. Kita saat ini mulai menjajaki LP lainnya,” kata Endah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com