Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahir Prematur, Dewasa Berisiko Epilepsi

Kompas.com - 05/10/2011, 06:38 WIB

KOMPAS.com - Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari penyakit ini. Namun riset terbaru mengatakan, kelahiran prematur dapat meningkatkan risiko epilepsi dikemudian hari.

"Kami menemukan hubungan yang kuat antara kelahiran prematur dan risiko epilepsi. Diperlukan pencegahan bayi lahir prematur untuk mengurangi beban epilepsi di kemudian hari," kata Casey Crump, MD, PhD, dari Stanford University, California yang risetnya dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Neurology.

Penelitian melibatkan 630.090 orang dewasa di Swedia usia 25-37 tahun dan diamati selama empat tahun. Sebanyak, 27.953 responden diketahui lahir prematur, dan 922 atau 0,15 persen dari mereka dirawat di rumah sakit karena penyakit epilepsi.

Studi menemukan bahwa orang dewasa yang lahir prematur (23-31 minggu usia kehamilan) lima kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena epilepsi ketimbang orang dewasa yang lahir normal (37-42 minggu usia kehamilan).

Sementara itu, pada orang dewasa yang lahir pada minggu 32-34 kehamilan hampir dua kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena epilepsi dan mereka yang lahir antara 35-36 minggu usia kehamilan, satu atau setengah kali lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit karena epilepsi dibandingkan orang dewasa dengan usia kelahiran normal.

"Gangguan lain juga lebih umum pada orang yang lahir prematur, termasuk cerebral palsy (kelumpuhan otak besar) dan penyakit lain dari sistem saraf pusat," kata Crump.

"Ada kemungkinan hubungan antara kelahiran prematur dan epilepsi yang disebabkan oleh berkurangnya aliran oksigen ke otak bayi selama masa kehamilan yang mengarah pada kelahiran prematur atau perkembangan otak yang abnormal akibat lahir prematur," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com