Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Relasi dari Reuni, Mengapa Tidak?

Kompas.com - 13/10/2011, 03:38 WIB

Oleh: Johan Wahyudi
Kompasiana: johanmenulisbuku

Setiap orang punyai nasib beda. Meskipun berasal dari sekolah  yang sama, semua berusaha menjemput asa. Lalu, mereka pun berpisah untuk mengadu nasib. Dalam perantauan itulah, kita berhadapan dengan kenyataan. Jika bernasib baik, begitu mudahnya kita mendapatkan pekerjaan. Namun, begitu banyak kendala pula dijumpai untuk sekadar mendapatkan sesuap nasi.

Tahun lalu, saya mendapat undangan Reuni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Surakarta Angkatan 1991. Tak disangka, begitu banyak teman seangkatan yang menghadiri acara itu. Sekitar 100 orang hadir. Tempat sempit yang disewa panitia pun tak mampu menampung semua tamu.

Pada acara itulah, kami dapat mengetahui profesi masing-masing. Teman-teman bercerita tentang sejarah menggapai masa depannya. Pada akhirnya, ada yang menjadi dosen, widyaiswara, guru, pengusaha komputer, manajer sebuah penerbitan buku, pengusaha percetakan, bahkan tabib atau ahli kesehatan tradisional. 

Saya berusaha memanfaatkan banyak kesempatan. Saya berusaha mengorek keterangan profesi teman-teman. Sejujurnya saya mengakui bahwa saya mesti dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk membangun relasi. Meskipun sudah mempunyai koneksi di beragam instansi pemerintah dan swasta, apa salahnya saya memanfaatkan reuni itu untuk mendapatkan kesempatan emas lainnya.

Setelah berbincang-bincang dengan beberapa teman, saya pun mendapatkan banyak rezeki. Pertama, saya dapat diskon khusus netbook dari temanku yang menjadi pengusaha komputer. Temanku itu bernama Muhammad Husein. Dia adalah pemilik showroom Nobel Computer yang cukup terkenal di Soloraya.

Kedua, saya bertemu dengan Sulaiman. Dia berprofesi sebagai pegawai negeri di Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jawa Tengah dan menjadi “orang penting” di instansinya. Sulaiman berjanji akan memberikan kesempatan kepadaku untuk menjadi pemateri pada acara pelatihan-pelatihan yang akan diadakannya.

Ketiga, saya mendapatkan proyek buku pengayaan 2011. Waktu itu, saya bertemu dengan Andi Kusuma Brata, manajer sebuah penerbitan nasional. Dia menawarkan agar saya menulis buku pengayaan. Dan tentu saja saya menyambut gembira ajakan itu. Saat ini, saya sedang berusaha menyelesaikan buku pengayaan yang ketiga.

Mungkin sempat terpikir rasa malu pada saat itu. Bagiku, saya tak perlu memiliki rasa malu untuk sering bertanya dan meminta pendapat. Reuni memang ajang untuk mengenal dan dikenal perkembangan masing-masing pribadi. Jika seorang teman telah menjadi “orang”, tentunya ia akan memiliki rasa kebanggaan jika dapat membantu temannya. Dan ada perasaan sedih pula jika ia tidak dapat membantu teman karena keterbatasannya.

Selengkapnya: http://kom.ps/6bLn

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com