Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KB Kurang Optimal Kendalikan Pertumbuhan Penduduk

Kompas.com - 31/10/2011, 21:54 WIB
Kris R Mada

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com -- Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum optimal mengendalikan jumlah penduduk. Hal itu disebabkan jumlah pasangan nikah muda masih tinggi dan akseptor KB setelah beranak lebih dari tiga.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepulauan Babel, Kadir Ruslan Sitepu mengatakan, rata-rata usia nikah muda di Babel 16,8 tahun. Dengan kata lain, usia mulai menikah setara dengan usia pelajar SMA.

"Rata-rata usia nikah muda nasional 21 tahun. Dengan menikah begitu cepat, wajar bila terjadi ledakan penduduk," kata Kadir di sela Aksi Peringatan Kelahiran Penduduk Dunia ke-7 Miliar, Senin (31/10/2011) di Pangkal Pinang. Aksi itu diikuti anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Noorhari Astuti.

Kadir mengungkapkan, sebagian peserta KB di Babel juga terlambat memulai kontrasepsi. Mereka baru menjadi akseptor setelah mempunyai anak lebih dari tiga orang. "Saya pernah bertemu orang mau ber-KB setelah punya anak 12 orang," ujarnya.

Seharusnya, kata dia, KB dimulai saat menikah atau untuk mengendalikan jarak kelahiran. BKKBN mendorong jarak kelahiran minimal tiga tahun. "Kalau dibuat berjarak tiga tahun, paling tidak laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan sampai 50 persen," kata Kadir.

Sementara itu, Noorhari mengatakan, pemuda harus menjadi prioritas kampanye KB. "Sedapat mungkin pemuda menunda usia pernikahan. Jika tidak bisa menunda pernikahan, sedapat mungkin menunda kehamilan. Kalau turun ke daerah, saya selalu mengingatkan agar menikah di atas usia 20 tahun," tuturnya.

Karena itu, pengampanye KB sebaiknya dari pelajar dan mahasiswa. Dengan pengampanye dari usia setara, diharapkan tujuan kampanye bisa lebih tercapai. Semua pihak harus ikut mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. "Kalau pertumbuhan terlalu tinggi, kita semua akan repot," ujar Noorhari.

Menurut dia, pertambahan penduduk di Babel bukan hanya disebabkan kelahiran. Pertambahan karena migrasi juga cukup tinggi. Migrasi terutama dipicu pertambangan timah. Babel seperti Jakarta, jadi sasaran migrasi dari daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com