Panen raya tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tahun ini sudah berakhir pertengahan Oktober lalu. Namun, keramaian di pusat-pusat perbelanjaan akibat keberhasilan panen tembakau musim ini masih terasa sampai sekarang.
Cuaca yang bagus dengan kemarau panjang telah menciptakan tanaman tembakau berkualitas tinggi di kawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Perahu.
Tentu saja, tembakau berkualitas bagus ini dihargai tinggi oleh pabrik rokok.
Harga terendah, yakni tembakau grade atau mutu A pada panen tahun ini mencapai Rp60 ribu per kilogram. Ini hampir dua kali lipat harga tahun lalu.
Indikator lain yang menandai tingginya kualitas tembakau Temanggung tahun ini adalah meningkatnya hasil tanam tembakau srintil yang grade G ini di beberapa kawasan.
Srintil adalah tembakau berkualitas paling tinggi. Bagi kalangan perokok, tembakau jenis ini enak sebagai tembakau lauk.
Harganya paling fenomenal hingga awam pun sulit memahaminya.
Bayangkan, satu keranjang tembakau srintil cukup untuk membeli sebuah sepeda motor baru atau jika ingin memiliki Kijang Avanza, maka petani cukup menjual delapan keranjang srintil.
Tembakau paling mahal di Temanggung ini mempunyai aroma khas, harum mirip aroma buah salak.
Srintil kering berbeda dari tembakau-tembakau lain. Warnanya hitam pekat seperti habis disiram madu. Agak lembab, tetapi tidak basah.