Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Alasan Menunda Vaksinasi pada Anak

Kompas.com - 04/11/2011, 17:02 WIB

KOMPAS.com Vaksinasi atau imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak Anda tetap sehat dan terlindung dari ancaman penyakit. Namun, banyak orangtua khawatir apakah pemberian vaksin cukup aman jika sang buah hati mengalami pilek, alergi, dan kondisi medis lainnya.

Nyatanya, hampir seluruh imunisasi aman bagi kebanyakan anak-anak. Namun, ada beberapa alasan yang mungkin masuk akal bagi para orangtua untuk menunda atau bahkan tidak memberi vaksinasi kepada anak. Untuk keamanan, konsultasikan kepada dokter anak, manakah di antara alasan-alasan di bawah ini yang relevan dengan anak Anda.

1. Mengalami reaksi parah terhadap vaksin sebelumnya

Salah satu alasan utama untuk menghindari vaksinasi bagi anak adalah reaksi alergi yang parah terhadap vaksin sebelumnya. Demikian menurut Robert W Frenck, Jr, MD, profesor kesehatan anak di Cincinnati Children Hospital Medical Center, Ohio.

Reaksi-reaksi alergi "Hampir tidak pernah terjadi," kata Dr Frenck, tetapi yang muncul bisa berupa gatal-gatal, kesulitan bernapas, atau penurunan tekanan darah. Reaksi serius lain, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan kebingungan, juga termasuk kasus langka yang dilaporkan.

2. Alergi telur

Vaksin untuk flu dan virus campak dibuat dalam telur ayam. Namun, pemberian vaksin tersebut masih bisa diberikan kepada anak Anda, bahkan jika ia mengalami alergi telur.

"Salah satu cara untuk memberikan vaksin flu kepada anak-anak yang alergi terhadap telur adalah dengan memberikannya dalam dosis yang kecil," kata dr Andrew Hertz, MD, spesialis anak dari University Hospital Rainbow Babies & Children Hospital, di Cleveland.

Komite Penasihat untuk Progam Imunisasi di AS baru-baru ini merekomendasikan bahwa orang dengan alergi telur boleh mendapatkan vaksinasi flu. Studi telah mencatat bahwa orang-orang bahkan dengan alergi telur tidak mengalami reaksi terhadap vaksin, mungkin karena jumlah protein telur di dalamnya sangat kecil.

3. Demam tinggi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com