Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Manfaat Sehat Berkeringat

Kompas.com - 12/12/2011, 12:24 WIB

Kompas.com - Meski keringat sering dikaitkan dengan sesuatu yang jorok, namun sebenarnya berkeringat itu menyehatkan. Apalagi keringat sendiri pada dasarnya tidak berbau. Ia akan menjadi masalah jika sudah bercampur dengan bakteri yang menumpuk di kulit ketiak.  Simak 7 manfaat sehat dari keringat berikut ini.

1. Mendinginkan tubuh

Berkeringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur temperatur yang meningkat saat kita beraktivitas atau kepanasan. "Keringat yang keluar akan membantu tubuh menyingkirkan panas sehingga kita tidak akan kepanasan," kata Adam Friedman, dermatologi dan ahli bedah kosmetik dari Montefiore Medical Center, AS.

Karena pentingnya fungsi keringat, maka jika kita tidak bisa berkeringat  akan membahayakan nyawa. "Ada kondisi yang disebut ectodermal dysplasia yang membuat seseorang tidak bisa berkeringat," kata Joel Schlessinger, ahli dermatologi.

Orang yang menderita kondisi ectodermal dysplasia dilarang berolahraga karena mereka akan kepanasan yang bisa berdampak buruk bagi jantung dan fungsi tubuh lainnya. Jadi, bersyukurlah bisa berkeringat.

2. Mencerahkan wajah

Peluh yang bercucuran di wajah bukan cuma mendinginkan tubuh tapi juga berefek pada kebersihan kulit wajah. Menurut Schlessinger, keringat di wajah akan mengurangi kotoran yang menyumbat pori-pori. Hal ini juga akan mencegah jerawat.

Anda juga bisa melakukan "olahraga palsu" untuk memicu keringat dengan cara memanaskan wajah. Caranya, dekatkan wajah ke uap air panas selama tiga menit. "Menguapkan wajah merupakan salah satu cara membersihkan kulit wajah. Setelahnya jangan lupa membersihkan wajah karena keringat yang tidak dihapus bisa menyebabkan pori tersumbat lagi," katanya.

3. Menyehatkan sirkulasi

Ketika kita berkeringat, detak jantung akan menjadi cepat dan sirkulasi meningkat, terutama di sekitar kulit. "Dasar kelenjar keringat terletak di lapisan bawah kulit yang lokasinya sangat dekat dengan pembuluh darah kecil," kata Kara Rogers, editor biomedical Encylopaedia Britannica.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com