Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinusitis, Jangka Panjang Bisa Membahayakan Otak

Kompas.com - 19/12/2011, 07:19 WIB

Jakarta, Kompas — Kualitas lingkungan yang buruk dan paparan udara yang tidak sehat serta daya tahan tubuh kurang bugar membuat siapa saja bisa terkena penyakit sinusitis. Gangguan pada saluran pernapasan akibat virus atau bakteri ini dalam jangka panjang bisa mengganggu kerja organ mata dan otak.

”Rongga sinus dekat dengan organ vital, seperti mata dan otak. Komplikasi bisa menjadi infeksi mata dan otak,” ucap Mirta H Reksodiputro, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan pada Klinik Terpadu Asma, Sinusitis, dan Alergi (ASA) RS Asri Jakarta, Sabtu (17/12/2011), di Jakarta.

Penyakit sinusitis ditandai dengan keluhan adanya riak terus-menerus di tenggorokan, hidung tersumbat sangat sering, dan sakit kepala. Biasanya, warna ingus putih kental dan jika sudah lama berwarna kuning hingga hijau yang menandakan telah tumbuh bakteri/virus.

Alergi atau infeksi bisa menjadi penyebab munculnya sinusitis karena memicu inflamasi atau peradangan dari amandel di belakang hidung. Akibatnya, sekret atau keluaran cairan dari dalam tubuh tidak bisa keluar melalui hidung dan dialirkan melalui saluran nasofarink. Ini menyebabkan tenggorokan selalu terasa ada riak/cairan.

Dari udara

Kemunculan virus pada cairan ini didapatkan dari udara. ”Kalau bakteri bisa dari udara dan infeksi lain, seperti gigi bolong atau karies, bisa menyebabkan sinusitis karena kuman bisa naik ke rongga sinus,” kata Mirta seusai peluncuran Klinik Terpadu ASA RS Asri.

Cairan ini menjadi tempat favorit bagi virus atau bakteri. Karena itu, untuk mengatasinya diberikan pengobatan gangguan inflamasi ini. Jika hal tersebut tidak berhasil, bisa dilakukan operasi.

Bagi sinusitis yang disebabkan dampak dari alergi, pemicu alergi harus ditemukan dan diselesaikan. Ini bisa dilakukan dengan menjalani tes alergi.

Selain itu, perilaku hidup sehat, seperti olahraga, juga sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Lingkungan tempat tinggal yang sehat, seperti kamar tidur yang harus tersinari matahari dan penggantian seprai sepekan sekali, menjadi nilai tambah dalam meningkatkan kesehatan.

Sementara itu, pembicara lain, Hadiarto Mangunnegoro, pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dokter paru di RS Asri, menjelaskan, sinusitis serta alergi berat bisa menyebabkan asma sulit dikontrol dan kambuh lebih sering dari biasanya.

”Menurut penelitian, penderita asma dewasa ini cenderung tergolong difficult to treat. Sebab, mereka kurang mengontrol asmanya, disertai penyakit lain, seperti alergi berat dan sinus (sinusitis), yang mengakibatkan asma semakin parah,” ungkapnya.

Beberapa penyakit lain yang dapat memicu asma menjadi berat dan sulit dikontrol adalah gastroesophageal reflux disease (gangguan saluran cerna), obesitas, gangguan fungsi peta suara, gangguan psikis, alergi saluran napas, dan penyakit gangguan tidur berat (OSAS). (ICH)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com