Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Mengganggu Kesuburan Pria

Kompas.com - 15/01/2012, 20:24 WIB

KOMPAS.com - Ketika pasangan suami istri tak dikaruniai momongan, umumnya masalah lebih ditimpakan ke pihak perempuan. Lalu si istri yang kemudian si istri repot menjalani terapi ke sana ke sana ke mari. Padahal, kesulitan hamil itu bisa disebabkan oleh adanya gangguan reproduksi pada perempuan maupun laki-laki. Kondisi apa saja yang dapat menghambat reproduksi pria?

Bila pasangan suami istri teratur melakukan hubungan seksual, tanpa alat kontrasepsi selama lebih dari satu tahun, dan sang istri tak juga hamil, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Tak hanya istri, tetapi suami juga harus menjalani pemeriksaan reproduksi. Siapa tahu, di antara berbagai kondisi berikut ada yang menjadi biang masalah pada reproduksi suami.

Hambatan

Meski persentasenya hanya sedikit, ada pria yang hambatan pada saluran ejakulatori (vas deferens), sehingga terutuplah jalan bagi sperma untuk menemui sel telur. Infeksi, cedera, kelainan bawaan, dan kondisi lain bisa menyebabkan terjadinya hambatan ini.

Kondisi ini tidak menunjukkan gejala. Tindakan bedah dapat memperbaiki keadaan ini. Keberhasilan penanganan tergantung pada derajat masalahnya dan tipe operasi yang dilakukan. Menurut para ahli di WebMD, di Amerika sekitar 50-90 persen pria mengalami perbaikan aliran sperma, dan sekitar 20-65 persen berhasil hamil.

Varikokel

Ini merupakan pembesaran pembuluh atau semacam varises yang terjadi di skrotum. Akibatnya suhu di testis meningkat dan mempengaruhi produksi sperma. Masalah ini juga tanpa gejala din terdeteksi melalui cek kesehatan fisik Varikokel bisa diatasi melalui tindakai bedah. Sekitar 43 persen pria belum bisa membuat pasangannya hamil dalam setahun setelah operasi.

Sperma Tidak Sehat

Sperma yang terlalu sedikit atau bahkan tidak ada pergerakan sperma lamban atau tidak motil atau bentuk sperma yang abnormal, membuat kemampuan membuahi sel telur juga kecil. Keadaan ini pun tidak menunjukkan gejala.

Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan produksi telur yang dikombinasi dengan inseminasi hanya memiliki tingkat keberhasilan 8-17 persen per siklus.

Alergi Sperma

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com