Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Kurang Gizi dan Gizi Buruk

Kompas.com - 31/01/2012, 14:28 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang yang menganggap bahwa anak bergizi buruk adalah anak yang kurus, lemah, dan sakit-sakitan. Hal ini tidaklah salah, namun anak yang sepintas terlihat sehat pun bisa mengalaminya. "Dalam kasus gizi ini, anak-anak bisa digolongkan menjadi anak gizi buruk dan anak gizi kurang," tukas dr Saptawati Bardosono, spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kdokteran Universitas Indonesia kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu.

Ketika tidak mendapatkan asupan gizi yang sesuai usiannya, anak akan mengalami masalah kekurangan gizi. Kurang gizi ditandai dengan badan yang kurus, karena berat badannya kurang untuk anak seusianya. Terlepas dari masalah genetik, tubuhnya juga lebih pendek dibanding anak lain seusianya. Jika masalah kekurangan gizi ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami masalah gizi buruk. "Waktu anak masih kekurangan gizi, sebaiknya segera diatasi dengan memberikan asupan gizi yang cukup. Tapi kalau sudah gizi buruk harus ditangani secara medis," tambahnya.

Sementara itu, anak bergizi buruk lebih mudah terlihat karena gizi buruk ini sangat mempengaruhi fisiknya. Gizi buruk dibagi menjadi dua jenis, yaitu marasmus, dan kwasiorkor. Penderita marasmus ini ditandai dengan tubuh yang sangat kurus, sehingga tulang-tulangnya sangat menonjol. Ibaratnya, hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Sedangkan penderita kwasiorkor memiliki perut yang buncit dan kaki yang membengkak. Biasanya hal ini disebabkan karena anak kekurangan protein.

Penanganan gizi buruk dan gizi kurang
Memperbaiki anak dengan status kurang gizi boleh dibilang lebih mudah daripada anak dengan gizi buruk. Anak bergizi kurang biasanya disebabkan karena kekurangan gizi mikro seperti zat besi, vitamin, atau yodium. Penambahan gizi dalam asupan makanan sangat diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak. Sedangkan untuk anak bergizi buruk, penanganan seperti ini tidak serta merta dapat memperbaiki status gizinya.

"(Status gizi buruk) Harus dimulai dengan pendekatan medis dulu karena sudah masuk dalam tahap yang cukup berbahaya, dan harus ditangani dengan benar," ujar Saptawati.

Biasanya untuk penanganan tahap awal ini, anak bergizi buruk akan diberi pengobatan medis selama dua hari sampai berat badannya meningkat sedikit. Peningkatan berat badan ini berkisar antara lima sampai 10 gram per kilogram berat badannya semula. "Ketika sudah memiliki berat tubuh yang meningkat, anak bisa dikatakan sudah meningkat status gizinya. Kemudian proses selanjutnya harus didukung oleh orangtua masing-masing," beber Saptawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com