Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edukasi Gizi Melalui Permainan Ular Tangga

Kompas.com - 31/01/2012, 14:34 WIB

Kompas.com - Permainan ular tangga merupakan permainan anak-anak populer yang awalnya dipakai sebagai sarana untuk mengajarkan anak-anak mengenai agama Hindu. Dalam perkembangannya permainan yang sudah dikenal sejak tahun 1870 ini sudah mengalami beragam versi dan umumnya tidak lagi bermuatan agama.

Kendati demikian, sebenarnya permainan ular tangga ini tetap bisa menjadi sarana edukasi yang menarik dan mudah dipahami anak-anak. Apalagi, para pakar pendidikan juga sudah lama menyarankan penggunaan alat atau permainan yang diakrabi anak-anak untuk menyampaikan materi pendidikan.

Hal itu dibuktikan oleh tim dokter cilik dari SD Gunung Batu Bogor yang terpilih sebagai juara satu tingkat nasional dokter cilik mahir gizi dengan projek "Permainan Ular Tangga" yang digelar oleh PT.Nestle Indonesia.

Tim yang terdiri dari siswa kelas VI, Nabila Samlan, Wildan, Siti Nurlatifah, dan Erizal ini, menggunakan media permainan ular tangga untuk menyampaikan pentingnya gizi dan kesehatan bagi teman-teman di sekolahnya. Para dokter cilik tersebut akan menjelaskan isi kotak-kotak dalam deretan permainan ini. Misalnya apa yang termasuk jajanan tidak sehat, triguna makanan, dan sebagainya.

"Permainan ini mudah dan menyenangkan. Kami membuat kotak-kotak yang berisi berbagai informasi tentang gizi, seperti piramida makanan, gizi seimbang, atau tanda anak bergizi baik," kata Nabila.

Tangga yang terdapat dalam permainan ular tangga tersebut didesain untuk menunjukkan hubungan sebab akibat. "Jika asupan gizinya kurang, maka tangga mengarah ke bawah yang berisi sederet akibat seperti sakit," timpal Wildan.

Kreativitas anak-anak tersebut berhasil memikat para dewan juri yang terdiri dari dokter gizi, perwakilan kementrian pendidikan, kementrian kesehatan, dan Nestle. Mereka mendapatkan hadiah uang tunai 10 juta rupiah, seperangkat komputer, serta pembuatan kantin sehat.

"Memberikan presentasi dengan cara bermain merupakan kelebihan anak-anak. Mereka juga mampu menggali dan menganalisa berdasarkan pelatihan yang didapat saat karantina," kata dr.Carmen Siagian, Sp.GK, ketua I Perhimpunan Dokter Gizi MEdik Indonesia (PDGMI), salah satu juri.

Beberapa projek lain yang dipresentasikan para dokter cilik dalam kegiatan Dokter Cilik Mahir Gizi ini juga cukup menarik. Misalnya saja program kantin bersih dan sehat, pengenalan jajanan sehat, pentingnya UKS, atau program hari santapan sehat di sekolah.

Pendidikan gizi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com