Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentenir Keruk Keuntungan

Kompas.com - 15/03/2012, 22:20 WIB
Kornelis Kewa Ama Khayam

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Cuaca buruk mendorong para rentenir mengeruk keuntungan dari nelayan kecil. Nelayan meminjam uang kepada para rentenir, untuk menghidupi keluarga dengan bunga pinjaman antara 10-15 persen. Sementara penghasilan nelayan sendiri tidak tetap.

Biasanya rentenir memanfaatkan nelayan kecil dengan perahu berbobot di bawah 10 gross tonnage (GT).

Sementara nelayan yang bekerja pada pengusaha dengan kapal berbobot di atas 10 GT, biasanya meminjam uang dari pengusaha bersangkutan. Sistem pembayaran pun dapat dilakukan melalui pemotongan hasil tangkapan atau langsung uang tunai.

Suryana Gie (43), nelayan kecil asal Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak Kota, Kupang, Kamis (15/3/2012), mengatakan, dua pekan ini tidak melaut karena gelombang tinggi. Ia memiliki satu unit perahu jukung yang hanya bisa berlayar sampai 100 meter dari garis pantai.

"Perahu itu sumber hidup saya. Setiap hari saya harus mencari di laut agar bisa mendapatkan uang Rp 30.000 Rp 50.000. Tetapi kalau cuaca buruk seperti sekarang, saya pinjam uang dari rentenir, dengan bunga 10 persen atau 15 persen," kata Gie.

Bunga pinjaman 10 persen untuk besar pinjaman di atas Rp 2 juta, dan 15 persen di bawah Rp 2 juta. Pinjaman seperti ini sangat memberatkan nelayan kecil. Tetapi mereka tidak bisa menghindar, karena harus menghidupi keluarga dan membiayai pendidikan anak sekolah.

Penghasilan Gie sendiri tidak tetap. Ia hanya menangkap ikan hari itu, dan langsung dijual di bibir pantai pada sore hari. Penghasilan yang diperoleh antara Rp 30.000 Rp 50.000 per hari.

Berbeda dengan Simon Ohing, yang bekerja sebagai nelayan di kapal Laut Teduh dengan pemilik kapal Muhammad Latamza. Ia bersama 15 rekannya sering meminjam uang dari pemilik kapal,  dengan besaran antara Rp 1 juta hingga Rp 3 juta, tanpa bunga.   

Kepala Seksi Kesahbandaran Dinas Perikanan dan Kelautan Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Meo, di Kupang, membenarkan setiap cuaca buruk, rentenir memanfaatkan kesempatan itu guna mencari keuntungan.

Sekitar 327 nelayan berteduh di sekitar tempat pendaratan ikan (TPI) Bolok, dan 241 nelayan tersebar di sejumlah lokasi di Kota dan Kabupaten Kupang. Nelayan lokal berteduh di rumah masing-masing, sedangkan nelayan dari luar tetap di dalam kapal atau perahu motor.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com