Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta pada Pandangan Pertama Tak Bertahan Lama?

Kompas.com - 20/03/2012, 12:17 WIB

KOMPAS.com - Cinta pada pandangan pertama tak se-romantis kedengarannya. Riset terkini menunjukkan, sangat mungkin bagi seseorang untuk merasakan jatuh cinta hanya dalam hitungan detik. Namun realitasnya, cinta yang menggebu sejak pandangan pertama tak selamanya berujung bahagia.

Relationship coach, Nina Atwood, mengatakan sepanjang kariernya dalam menerima konsultasi hubungan berpasangan, banyak pasangan yang menyatakan mudah jatuh cinta dan segalanya terjadi dalam waktu instan. Namun ada juga pasangan yang mengatakan butuh waktu untuk bilang cinta dan merasakan benar-benar jatuh cinta pada pasangannya.

Sebuah studi yang diadakan Syracuse University dapat menjelaskan mengenai kecenderungan orang jatuh cinta ini. Professor Stephanie Ortigue, mengungkapkan ada sekitar 12 area di otak yang berhubungan langsung dengan perasaan cinta.

Salah satu temuannya, perasaan euforia saat jatuh cinta tak berbeda dengan perasaan yang muncul saat menggunakan kokain. Para peneliti menemukan, perasaan semacam ini dapat muncul dalam hitungan detik. Mereka juga menemukan bahwa pengalaman dan perasaan jatuh cinta juga berdasarkan pada proses yang terjadi tak hanya di otak, tapi juga jantung dan perut. Kalau Anda merasa sakit perut saat melihat seseorang yang spesial di mata Anda, ini terjadi alami dan wajar ketika Anda merasakan jatuh cinta.

Sosiolog Helen Fisher mengatakan hanya butuh beberapa detik bagi seseorang untuk menemukan calon pendamping. Dalam sepintas saja, Anda bisa menilai seseorang secara visual, lalu mengenali karakternya dari suara, dan dari berbagai pertimbangan singkat itu, Anda bisa saja membuat keputusan apakah Anda akan mendekatinya atau menjauhinya. Apakah si dia layak dijadikan pasangan atau tidak.

Respons kilat ini merupakan bagian dari cara kerja otak, dan memang dibutuhkan seseorang untuk meningkatkan kemampuan merespons sesuatu dalam waktu cepat sebagai bentuk kewaspadaan. Artinya, setiap orang memiliki kemampuan ini secara alami dalam dirinya.

Namun menyangkut cinta, tak semua orang bisa jatuh cinta secara instan. Survei terhadap pasangan dengan hubungan yang tahan lama menunjukkan hanya sebagian kecil dari mereka merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Kebanyakan dari mereka butuh waktu mingguan bahkan bulanan untuk merasakan jatuh cinta dan membina hubungan hingga akhirnya bertahan lama.

Sementara, bagi mereka yang mudah jatuh cinta pada pandangan pertama, masalah umumnya adalah cintanya tidak akurat. Pasangan yang gampang jatuh cinta dan memiliki perasaan menggebu cenderung berorientasi pada seks atau pernikahan, dan ini tak bertahan lama. Mudah datang mudah juga cinta pergi.

Studi yang berlangsung selama 13 tahun oleh Tom Huston dari the University of Texas Austin (Huston et al., 2001) menemukan bahwa pasangan yang lebih stabil, membina hubungan dalam jangka waktu lama, dan menyadari akan kekurangan dan kelebihan masing-masing justru memiliki pernikahan yang lebih awet.

Sebaliknya, pasangan yang mudah jatuh cinta, cepat menikah bak romantisme Hollywood, cenderung tak mampu mempertahankan pernikahannya dan mudah merasa tidak puas, hingga akhirnya bercerai dalam kurun waktu sekitar tujuh tahun masa hubungan.

Atwood menyimpulkan, memang cinta pada pandangan pertama terkesan romantis dan menggairahkan. Namun, perasaan seperti ini bertahan sementara dan kecil kemungkinannya berujung pada hubungan jangka panjang.

Petuah yang kerap mengingatkan untuk mengenali lebih mendalam calon pasangan nyatanya masih relevan. Jalani hubungan secara bertahap, kenali si dia lebih jauh, bangun kelekatan bersama pasangan, dapat membantu Anda untuk mengetahui apakah si dia pasangan yang tepat untuk Anda dan layak menjadi pendamping hidup, selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com