Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Wanita Kesepian

Kompas.com - 28/03/2012, 08:54 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KASUS :

Seorang ibu tengah baya, wanita karir berusia 41 tahun bernama Sari (Samaran) datang konsultasi. Suaminya pengusaha sukses dan mapan. Tidak heran kedua anak mereka yang sudah SMP sekolah bertaraf internasional dengan uang sekolah 10 juta/bulan per anak. Punya mobil dan rumah mewah. Sayangnya, hubungan mereka beberapa tahun terakhir hambar. Mereka masing-masing sibuk. Apalagi suami Sari kaku dan sama sekali tidak romantis. Sementara Ibu Sari punya kebutuhan dan bahasa cinta ngobrol dan kebersamaan. Suatu hari di tahun 2002 terjadi banjir besar di Jakarta. Rumahnya di bilangan Jakarta Barat tak luput tertimpa musibah banjir.  Lebih dua minggu baru urusan rumah beres pasca banjir. Sayangnya saat itu sang Suami justru berada di luar negeri. Saat itu muncullah eks pacarnya yang memberi perhatian. Datang ke rumah dan membantu, dari membersihkan hingga mengirimkan makanan. Entah bagaimana hati Sari terenyuh dengan kebaikan mantannya ini. Saat si mantan meminta lebih dari sekedar ngobrol diapun tak kuasa menolak. Namun setelah suaminya pulang, mereka tidak mungkin saling bertemu. tetapi lewat telepon dia masih merasakan getaran kasih sayang mantannya yang tidak pernah Sari dapatkan dari suaminya. Inilah yang membuat dia merasa bersalah dan perlu konsultasi.

******

Inilah salah satu penyakit yang menggerogoti sebagian perempuan dan pria, kesepian. Pernahkah Anda mulai merasa tidak betah di rumah. Begitu tiba di rumah ingin pergi lagi. Saat malam tiba mulai mendadak bingung dan merasa tidak ada yang dikerjakan. Ingin ke luar rumah tapi tidak tahu mau ke mana. Tiap bangun tidur muncul pikiran, "Hari ini enaknya ke mana ya?".

Sindrom Sarang Kosong

Apakah anda pernah merasa hidup tidak punya tujuan. Mau belanja ke Mal, semua sudah ada. Mau dengarkan musik, bosan. Mau ajak teman jalan, semua sibuk. Akhirnya terpaksa pergi juga sendirian ke Mal, sekedar duduk, makan dan minum. Lihat-lihat, dan tergoda juga untuk belanja. Rasanya ingin membeli barang, tapi tidak dibutuhkan. Setiba di rumah barang itu ditumpuk di gudang. Padahal barang itu mahal. Anehnya kalau dilihat daftar teman di HP (phone-book) Anda punya banyak teman, tetapi dunia ini kok terasa sepi? Serasa tidak menikmati lagi bergaul dengan mereka. Tidak sehangat dulu lagi. Sudah tidak bisa sesering dulu bercanda ha ha hi hi. Kadang mulai ada perasaan diri hanya dimanfaatkan teman.

Jadi meski secara prestasi dan jabatan anda oke, uang berlebih tetapi tetap saja ada yang terasa kurang. Merasa tidak puas. Ujung-ujungnya jadi suka ngedumel alias banyak ngomel bin rewel. Mudah merasa bosan dan lelah. Ujung-ujungnya cepat tersinggung. Ditambah lagi komunikasi dengan pasangan mulai hambar. Jarang mengobrol, atau pergi bersama seperti dulu saat anak-anak masih kecil. Kalau bicara cuma sepatah dua kata dan terasa sangat basa-basi.

Setiba di rumah suami dan anak-anak sibuk sendiri. Mereka punya kegiatan sendiri. Mulai hati ini cepat tersinggung. Pasangan dan anak buat salah sedikit saja sensitif dan langsung marah. Tidak heran, mulai ada godaan tertarik pada pria lain. Nah, jika anda sudah mulai mengalami semua atau sebagian gejala ini anda harus mulai hati-hati. Anda mungkin sudah masuk ke krisis pertengahan hidup dan mengalami sindrom sarang kosong.

Fenomena empty nest syndrom ini biasanya menimpa para ibu tengah baya yang bekerja di rumah dan mampu secara ekonomi. Mulai umur 40-an bahkan sebelum itu. Saat anak masih kecil ada saja yang diurusnya. Tetapi saat anak besar, kuliah lalu pergi meningalkan rumah Anda mulai merasa tidak berguna di rumah. Sebab pekerjaan di rumah sudah ada pembantu. Sementara itu suami yang dulu suka minta bantu, kini sudah lebih mandiri karena merasa bisa dibantu staf atau sekretarisnya. sang suami sepertinya tidak perlu bantuan Anda. Saat seperti inilah kesepian menggigit jiwa dan timbul perasaan tidak berguna dan mempengaruhi banget harga diri anda. Merasa diabaikan.

Sumber masalah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com