Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Aman Bepergian ke Daerah Endemis Malaria

Kompas.com - 25/04/2012, 16:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Dari 33 provinsi di Indonesia, saat ini hanya DKI Jakarta dan Bali yang sudah dinyatakan bebas dari malaria. Batam yang ditargetkan bebas malaria pada 2010 masih dalam tahap penilaian. Wilayah-wilayah wisata eksotik lain, termasuk Jawa bagian selatan, Bangka Belitung, dan Lombok masih banyak ditemukan kasus malaria.

Konsultan Penyakit Tropik Infeksi Rumah Sakit Bethesda Tomohon, Sulawesi Utara, Paul N Harijanto di Jakarta, Selasa (24/4/2012) mengatakan, masyarakat Jakarta tak perlu takut bepergian ke seluruh daerah di Indonesia. Malaria merupakan penyakit menular di daerah tropik yang ada karena kondisi lingkungannya sesuai untuk perkembangbiakan nyamuk Anopheles.

Suhu yang hangat dan genangan air, baik tawar maupun payau, merupakan tempat terbaik berkembang biaknya nyamuk Anopheles. Sayangnya, daerah-daerah seperti ini umumnya justru menarik untuk dikunjungi wisatawan.

"Menghindari gigitan nyamuk adalah cara paling ampuh menghindari malaria," katanya.

Bukan semua nyamuk yang menggigit kita adalah nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles hanya menggigit pada malam hari, beda dengan nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah yang mengigit pada siang hari.

Meski demikian, hanya 2 persen sampai 5 persen mereka yang digigit Anopheles akan terkena malaria. Tidak semua nyamuk Anopheles mengandung parasit penyebab malaria. Selain itu, daya tahan tubuh seseorang juga sangat menentukan.

Bagi mereka yang selama perjalanan menginap di hotel atau penginapan dengan tingkat kesehatan lingkungan rendah atau tinggal di alam terbuka, membekali diri dengan kelambu berinsektisida merupakan langkah terbaik mencegah gigitan nyamuk. Penggunaan obat nyamuk juga disarankan.

Jika terpaksa harus keluar malam hari atau memang beraktivitas di luar ruangan, gunakan baju lengan panjang atau pakaian yang menutupi tubuh. Penggunaan lotion antinyamuk juga disarankan.

Selain itu, minum obat doksisiklin juga dapat mengurangi risiko terserang malaria. Namun, konsultan Penyakit Tropik Infeksi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Budi Setiawan mengingatkan, meminum obat ini bukan langkah utama mencegah malaria. Menghindari gigitan nyamuk tetap yang utama.

Doksisiklin adalah antibiotika yang untuk membelinya harus dengan menggunakan resep dokter. Ia termasuk obat keras yang menimbulkan efek mual sehingga harus diminum setelah makan. Obat ini harus diminum dua hari sebelum tiba di daerah endemis, selama di daerah endemis, dan 4 minggu sesudah kembali dari daerah endemis malaria.

Menemui dokter untuk mendapatkan tips pencegahan malaria merupakan langkah terbaik. Kondisi malaria di setiap daerah berbeda-beda sehingga jenis obat yang diperlukan pun berbeda. Selain itu, kondisi tubuh dan reaksi tubuh terhadap obat tertentu juga berbeda sehingga perlu pengawasan petugas medis untuk meminum obat pencegah malaria. (MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com