Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Difteri Cabut Dua Nyawa Warga Situbondo

Kompas.com - 15/05/2012, 22:23 WIB

SITUBONDO, KOMPAS.com - Penyakit mematikan infeksi akut pada saluran pernafasan atau disebut difteri mulai mewabah di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyebutkan, mulai Januari hingga awal Mei tahun 2012, tercatat sebanyak 60 orang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria tersebut.

Dari pasien tersebut, dua penderita penyakit difteri meninggal dunia di puskesmas Kabupaten Bondowoso sebab dua orang tersebut menolak dirujuk ke RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo dengan alasan takut untuk ditempatkan di ruang isolasi.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dr Khusnul Ibtidak, penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini proses penularan sangat cepat. Bahkan jika tidak segera ditanggulangi penyakit difteri ini dapat menimbulkan kematian.

Penyakit yang diduga berasal dari luar kabupaten ini, menyerang saluran pernafasan atas dengan membentuk membran pada saluran pernafasan sehingga menyebabkan penyumbatan pada saluran pernafasan bagi para penderitanya.

"Bahkan, dampak dari penyakit difteri ini, juga dapat menimbulkan keracunan karena endotoksin kuman dapat menyerang jantung yang mengakibatkan myocarditis atau kematian. Selain menyerang saluaran pernafasan, jika dibiarkan, racun penyakit difteri ini akan menyerang otot jantung, ginjal serta jaringan syarafnya," katanya, Selasa (15/5/2012).

Khusnul menambahkan, gejala wabah penyakit defteri ini, biasanya diawali dengan sakit deman ringan, yakni dengan kondisi awal nyeri pada tenggorokan yang disertai dengan batuk, serta terdapat membrane putih pada saluran pernafasan. Bahkan jika kondisinya mulai parah, maka penderita difteri akan mengalami sesak nafas dan mimisan.

Humas RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo Iir Nadhiroh mengatakan, dalam sepekan terakhir ini tercatat sebanyak 3 pasien penderita penyakit difteri yang menjalani rawat inap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com