Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Abaikan Keputihan pada Kehamilan

Kompas.com - 11/06/2012, 18:34 WIB

KOMPAS.com - Ketika hamil, tak jarang perempuan jadi lebih mudah terserang keputihan. Meski sebenarnya keputihan merupakan hal yang biasa terjadi, namun Dr dr Ali Sungkar, SpOG, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut bisa sangat berbahaya.

"Jangan sepelekan masalah keputihan saat hamil, terutama pada trimester pertama," tukasnya, saat seminar Deteksi Dini Risiko dan Komplikasi pada Masa Kehamilan di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan, Sabtu (09/06/2012) lalu. Pada trimester pertama, kondisi janin menurutnya masih sangat lemah sehingga butuh perawatan yang ekstra hati-hati, termasuk dalam menjaga kebersihan vagina.

Keputihan merupakan salah satu gejala terjadinya infeksi pada vagina (bacterial vaginosis), yang terjadi akibat terganggunya keseimbangan normal bakteri "baik" akibat bakteri "jahat" yang tumbuh pesat di vagina. Bakteri jahat yang tumbuh di vagina ini akan membuat pH (tingkat keasaman) vagina meningkat.

Normalnya, kondisi pH vagina berada pada kisaran 4,5 ke bawah. Namun aktivitas bakteri yang meningkat pada vagina dan berakibat pada keputihan bisa meningkatkan kadar pH-nya sampai angka tujuh. Infeksi bakteri ini akan mengganggu perkembangan janin, dan merusak sel-sel ketuban sehingga meningkatkan risiko Premature Rupture of The Membrane (PROM), atau ketuban pecah sebelum waktunya.

Selain itu, keputihan berlebihan yang ditandai dengan adanya lendir yang berwarna putih kehijauan dan berbau juga bisa berakibat pada kelahiran bayi prematur. Bahkan sekitar 50 persen kelahiran bayi prematur disebabkan oleh infeksi vagina akibat bakteri. Kelahiran prematur akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti lumpuh otak, kebutaan, sampai gangguan kognitif. Keputihan juga bisa meningkatkan risiko kematian bayi sampai dengan 40 kali lipat.

"Jika mengalami keputihan saat hamil, jangan sembarangan minum obat anti keputihan. Konsultasikan ke dokter agar keputihannya bisa diobati tanpa mengganggu perkembangan janin," sarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com