Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Gangguan Testosteron pada Anak Laki-laki

Kompas.com - 15/06/2012, 17:51 WIB

KOMPAS.com - Testosteron merupakan hormon seks pria yang paling penting. Kekurangan atau ketidakseimbangan hormon ini bisa memengaruhi perkembangan seksual serta kesuburan. Salah satu penyakit yang diacu sebagai kekurangan testosteron pada anak laki-laki adalah hipogonadisme.

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan hormon. Hipogonadisme dijumpai jika didapatkan konsentrasi hormon testosteron rendah dan bisa terjadi di segala usia, bahkan sebelum kelahiran.

Hipogonadisme pada usia pubertas bisa mengganggu perkembangan berbagai karakter seksual sekunder.  Menurut Dr.Em Yunir, Sp.PD-KEMD, konsultan endokrin metabolik, FKUI/RSCM, ada beberapa ciri hipogonadisme yang patut dicurigai pada anak yang sedang dalam usia pubertas.

Ciri tersebut antara lain belum terlihat tumbuhnya kumis atau rambut halus, penis tidak berkembang, suara tidak pecah, dan penampakan wajah masih seperti anak-anak atau babby face.

"Untuk memastikannya, kita harus yakinkan apakah hormon testosteron di dalam darahnya rendah atau tidak," ujarnya, saat acara seminar media, Jumat, (15/6/2012).

Berdasarkan waktu kejadiannya, kata Yunir, hipogonadisme dapat dijumpai sejak masa pertumbuhan di dalam kandungan, masa kanak-kanak (pra pubertas),  dan usia dewasa, sehingga menunjukkan manifestasi klinis yang berbeda-beda.

Jika terjadi pada masa pertumbuhan dalam kandungan, maka hipogonadisme akan mengganggu perkembangan pembentukan organ seks. Sedangkan jika terjadi pada masa prapubertas, akan mengganggu tanda-tanda seksual sekunder seperti bentuk tubuh, perkembangan penis, otot, kematangan suara, dan rambut.

"Orangtua harus waspada akan kelainan yang mungkin terjadi selama masa tumbuh kembang dan mengkonsultasikan jika terdapat kecurigaan," jelasnya.

Sementara pada pria dewasa dengan hipogonadisme, keluhan yang sering dirasakan biasanya berupa penurunan libido, disfungsi ereksi, penurunan masa otot dan gangguan mood yang disertai penurunan kadar hormon testosteron. Kadar testosteron total dibawah 230 mg/dl merupakan batas untuk memberikan substitusi testosteron.

"Pada anak laki-laki, terapi pengganti testosteron (TRT) mampu merangsang pubertas dan perkembangan karakteristik seks sekunder," ungkapnya.

Hipogonadisme tidak hanya disebabkan oleh penyakit di otak atau pada testis, tetapi juga dapat terjadi akibat penyakit-penyakit kronis tertentu seperti obesitas, sindrom metabolik, hipertensi dan diabetes tipe 2. Tidak ada risiko peningkatan kematian pada pasien dengan hipogonadisme, namun masalah yang lebih sering dialami biasanya infertil dan osteoporosis.

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat bisa membantu mencegah keterlambatan pubertas pada anak laki-laki.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com